Raja
terhenyak ketika Yasmine menyerahkan gaun milik Sarah yang berlumuran darah.
Dipegangnya dengan erat gaun milik Sarah dengan airmata berderai.
“Sarah…..Sarah…..” bisiknya terbata-bata.
“Maafkan
aku, ayah. Aku lalai menjaga adik kembarku. Sarah tewas dimangsa seekor singa.”
Yasmine menangis, menyesali apa yang terjadi.
Raja
dan ratu tak mampu menyembunyikan kesedihan mereka dengan kematian Sarah.
Berhari-hari lamanya raja hanya mengurung diri. Dalam kondisi dirinya yang
mulai sering sakit-sakitan, kematian Sarah membuat perasaannya terpukul.
Raja
dan ratu memiliki dua puteri kembar.
Yasmine dan Sarah. Raja dan ratu sangat mencintai dan menyayangi kedua puteri
kembar mereka. Suatu saat kelak Yasmine, puteri sulungnya akan menjadi seorang
ratu menggantikan dirinya. Raja dan ratu berharap, Sarah akan mendampingi
kakaknya menjalankan kekuasaannya sebagai seorang ratu.
Namun
ada hal yang tidak diketahui raja dan ratu. Yasmine tidak ingin adiknya ikut
campur bila kelak dirinya sudah menjadi ratu menggantikan ayahnya. Sejarah
sudah seringkali mencatat dan
membuktikan banyaknya terjadi perebutan kekuasaan dan pertumpahan darah antara
dua saudara.
Didalam
hatinya, Yasmine sudah lama ingin menyingkiran Sarah karena dia khawatir suatu
saat Sarah akan merebut kedudukannya sebagai ratu. Beragam cara sudah dia
lakukan. Hingga akhirnya dia menemukan kesempatan ketika dia mengajak Sarah
ikut berburu ke hutan. Dia meminta bantuan para pengawal kepercayaannya untuk
ikut membantu menyingkirkan Sarah. Upayanya berhasil. Ayahnya percaya bahwa
Sarah sudah meninggal dimangsa macan. Akhirnya Yasmine menyuruh pengawalnya
untuk membuang Sarah kedesa. Pengawal mematuhi perintah yasmine dan menyerahkan Sarah pada Mariam, bekas pelayan di istana yang sudah pensiun dan tinggal kembali
didesanya.
Untuk
mengelabui ayah dan ibunya, Yasmine menyerahkan baju yang dikenakan Sarah
ketika ikut berburu dan melumurinya
dengan darah domba. Lalu dia mengatakan
kepada kedua orangtuanya bahwa Sarah telah meninggal dimangsa singa. Ayahanda
raja karena terlalu sedih akhirnya meninggal. Sementara ibunya lebih banyak
berdiam dikamar dan berdoa. Hati kecil ratu
merasa yakin bahwa suatu saat dia akan bertemu kembali dengan Sarah. Ratu memahami watak kedua puterinya
sungguh jauh berbeda. Puteri Yasmine memiliki perangai yang keras dan kejam.
Sementara Sarah baik hati dan lemah
lembut.
Waktu
berlalu akhirnya Yasmine menjadi ratu. Namun dia memerintah dengan
sewenang-wenang, kejam dan tidak mempedulikan penderitaan rakyatnya yang banyak
menderita kelaparan. Ibunya sudah sering memperingatkan Yasmine untuk bertindak
bijaksana namun segala nasehat ibunya tidak pernah dipedulikan Yasmine. Dia
sibuk dengan urusannya sendiri. Dan dia tidak peduli dengan beragam
pemberontakan yang terjadi yang dilakukan rakyatnya untuk memprotesnya yang
sering bertindak sewenang-wenang.
Siang
itu Yasmine berdiri didepan jendela kamarnya, menatap keluar dengan wajah
dingin. Dia melihat rakyat berdiri berdesakan didepan pintu gerbang istana.
Berteriak-teriak. Bukan main bencinya dia kepada rakyatnya yang tidak tahu
berterima kasih. Sebagai ratu dia sudah berbuat banyak untuk rakyatnya. Dia
sudah mengurangi pajak. Dia sering memberikan bantuan. Bila sekarang rakyat
menderita kelaparan, bukan salahnya. Mereka sendiri yang pemalas dan tidak mau
bekerja lebih keras lagi.
“Bubarkan
rakyat yang berteriak-teriak itu!” Yasmine menoleh kepada salah seorang
pengawalnya. “Telingaku berisik mendengarkan teriakan-teriakan mereka.”
“Baik,
Yang Mulia.” Sahut pengawal itu sambil bergegas berlalu.
Tidak
lama suara-suara teriakan itu berhenti. Pengawal yang mendapat perintah kembali
menghadap ratu Yasmine.
“Apa
yang kau katakan kepada mereka?” tanya Yasmine.
“Hamba
mengatakan bahwa Yang Mulia Ratu sedang merencanakan akan membagikan makanan kepada seluruh rakyat
sehingga mereka menjadi tenang dan bersedia membubarkan diri.”
Yasmine
tersenyum. “Aldo, ucapanmu didengar oleh rakyat. Rakyat tahu kau seorang
pengawal istana kepercayaan ratu.”
Bila
tengah sendirian, terkadang Yasmine suka teringat pada Sarah, adik kembarnya
yang sudah lama disingkirkannya. Dia merasa apa yang telah dilakukannya pada
Sarah sudah benar. Dia tidak ingin ada perebutan kekuasaan diistana ini.
Sudah
banyak sekali sejarah yang menceritakan adanya pertumpahan darah yang
dikarenakan terjadinya perebutan kekuasaan antara dua saudara. Itulah sebabnya
dia bergegas menyingkirkan Sarah. Walaupun hal itu melukai ayah dan ibunya.
Ayahnya meninggal tidak lama setelah Sarah dinyatakan tewas dimangsa singa.
Baju Sarah yang berlumuran darah membuat ayahnya sakit dan tak pernah bangun
lagi hingga ajal menjemputnya. Ibunya menjadi pemurung. Namun Yasmine tidak
peduli. Dia merasa apa yang telah dilakukannya telah benar. Untuk masa
depannya. Untuk masa depan kerajaannya. Tidak akan ada lagi perebutan kekuasaan
karena kekuasaan itu telah dipegangnya. Sarah diyakininya tak akan pernah
muncul lagi ke istana. Dia sudah diasingkan ditempat yang terpencil. Tak ada
seorang pun yang tahu keberadaan Sarah, kecuali orang-orang kepercayaannya.
---
0 ---
Suatu
hari ibunda ratu ingin berjalan-jalan. Dengan beberapa orang pengiringnya
mereka tiba disebuah desa. Ibunda ratu bertemu dengan bekas pelayannya, Mariam,
yang dahulu berkerja di istana. Ibunda ratu singgah dirumah Mariam. Bukan main terkejutnya ibunda ratu ketika
dirumah itu dia melihat seorang gadis yang wajahnya sangat mirip dengan
Yasmine. Gadis itu yang menyuguhi ratu makanan dan minuman.
Ibunda
ratu terkesima ketika menatap wajah gadis itu. Betapa miripnya dengan Yasmine.
Bahkan dengan pakaian sederhana yang dikenakannya seperti halnya pakaian
gadis-gadis desa, kecantikan dan keanggunan wajah gadis itu begitu mempesona.
“Siapakah
dia?” tanya ibunda ratu pada bekas pelayannya.
Bekas
pelayannya nampak rikuh mendapatkan pertanyaan itu. “Maaf, yang mulia. Dia
puteri hamba.”
“Cantik
sekali puterimu itu. Wajah dan bentuk tubuhnya sangat mirip Yasmine.” Ibunda
ratu menatap bekas pelayannya. Mendadak perasaannya mengatakan sesuatu. Ada hal yang
disembunyikan bekas pelayannya ini
darinya. “Mariam, katakanlah kepadaku. Kau tidak sedang menyembunyikan sesuatu
dariku, bukan? Bagaimana mungkin anakmu mirip sekali dengan Yasmine anakku?”
Mendadak
Mariam menangis. “Tuanku, maafkanlah hamba…..”
“Katakanlah
sesuatu kepadaku. Katakanlah yang sebenarnya kepadaku, Mariam.”
“Tuanku……..gadis
itu….adalah Sarah.”
“Apa?”
ibunda ratu nyaris memekik karena
terkejut.
Akhirnya
pelayan mengakui bahwa benar gadis yang diakuinya sebagai anaknya itu adalah
Sarah, puteri ratu yang telah sepuluh tahun lalu dinyatakan meninggal ketika
masih berusia lima
belas tahun. Kini gadis itu telah berusia dua puluh lima tahun. Cantik, anggun dan dewasa,
walaupun pakaian yang dikenakannya sangat sederhana seperti halnya gadis-gadis
desa pada umumnya.
Mariam
menceritakan seluruh kejadian. “Maafkanlah hamba, tuanku. Ratu Yasmine yang
merencanakan dan melakukan semua ini. Hamba tidak berdaya. Hamba mencintai
semuanya. Hamba ingin menyelamatkan semuanya.”
“Tidak
tahukah kau bahwa raja meninggal karena terlalu sedih dengan kematian Sarah?”
ucap ibunda ratu dengan sedih. “Tidak tahukah kau selama ini aku menderita
karena terlalu memikirkan Sarah? Siang malam aku berdoa, dan selalu aku
memiliki keyakinan bahwa suatu saat aku akan bertemu kembali dengan Sarah.”
Bergegas
ibunda ratu berdiri meninggalkan meja makan dan pergi kekebun. Disana dia
melihat Sarah tengah memotong
bunga-bunga mawar dan menaruhnya kedalam keranjangnya.
“Sarah…….”
“Oh,
yang mulia……” Sarah menoleh dengan terkejut.
“Sarah,
aku ibumu. Tidakkah engkau mengenaliku?” ibunda ratu tidak bisa menguasai
dirinya lagi. Dia memeluk Sarah sambil menangis.
Sejenak
Sarah merasa canggung. Namun akhirnya dia membalas pelukan ibunya. “Ibu…..”
“Sarah,
pulanglah bersama ibu ke istana. Kau berhak tinggal di istana seperti halnya
Yasmine kakakmu.” Ucap ibunda ratu.
Sarah
hanya diam kebingungan. Dia sudah
menyadari bahwa kakaknya tidak menyukainya sehingga tega menyingkirkannya.
Namun sekarang dia sadar, bahwa dia harus berbuat sesuatu. Dia tahu kakaknya
memerintah dengan sewenang-wenang sehingga membuat seluruh rakyat menderita.
Dia harus menyelamatkan kerajaan. Dia harus menyelamatkan seluruh rakyat.
Ibunda
ratu dan pelayan lalu merencanakan akan mengganti Yasmine dengan Sarah. Rakyat
sudah sangat membenci Yasmine. Sarah adalah pilihan terbaik. Dia akan menjadi
ratu yang bijaksana. Sarah lalu dididik dan dipersiapkan untuk menjadi ratu,
menggantikan Yasmine.
----
0 ---
Kemanakah
semua pengawal istana? Pikir Yasmine kebingungan didalam kamarnya. Sudah
berhari-hari dia merasa gelisah. Dia merasa semua pengawal dan pelayan
menjauhinya. Mendadak dia sadar bahwa
semua pengawal dan pelayan istana telah mengkhinanatinya. Mereka semua telah
pergi meninggalkannya.
Dan
ketika dia belum menyadari sepenuhnya apa yang telah terjadi, mendadak pintu
terbuka dan beberapa pengawal menangkapnya. Dibelakangnya berdiri Sarah yang
telah mengenakan pakaian seorang ratu, lengkap dengan mahkotanya.
Bukan
main marahnya Yasmine ketika mengetahui bahwa Sarah adiknya kembarnya yang
dibuang, kini telah kembali ke istana. Namun Yasmine tidak berdaya karena
seluruh pengawal istana sudah membencinya dan melakukan pemberontakan. Begitu
pula dengan rakyat. Mereka semua membenci dirinya dan melempari istana dengan tomat busuk.
Akhirnya
Sarah menjadi ratu dan Yasmine hidup dipengasingan. Atas kebaikan Sarah,
Yasmine dibuatkan rumah didesa pengasingannya itu namun Yasmine tetap berada dalam pengawasan pengawal
istana. Sementara Sarah menjadi seorang ratu yang adil dan bijaksana. Dibawah
kekuasaannya kehidupan rakyat semakin membaik dan sejahtera. Sarah menjadi ratu
yang sangat dicintai oleh seluruh rakyatnya.
---
0 ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar