Di kompleks perumahan Cempaka nama Nyonya
Bonny sangat terkenal dikalangan anak-anak. Nyonya Bonny adalah seorang tukang
kue. Tubuhnya gemuk, wajahnya bulat dan murah senyum. Anak-anak sangat menyukai
Nyonya Bonny. Selain karena kue-kue dagangannya enak-enak dan lezat-lezat, juga
karena nyonya Bonny baik dan ramah pada
semua anak.
Setiap hari Nyonya Bonny berdagang kue berkeliling dikompleks
perumahan Cempaka itu dengan membawa keranjangnya yang terbuat dari rotan
berbentuk persegi empat berwarna merah
jambu. Beraneka macam ragam kue yang enak dan lezat sangat disukai anak-anak
berada dalam keranjang rotan itu. Hampir setiap hari anak-anak menunggu
kedatangan Nyonya Bonny dan ingin membeli kue-kue yang dijajakannya.
“Kue! Kue! Kue Nyonya Bonny!” Begitulah
setiap kali tengah menjajakan dagangannya Nyonya Bonny selalu berteriak-teriak
seperti itu.
Namun suatu hari Nyonya Bonny tidak
muncul menjajakan dagangannya. Padahal anak-anak sudah lama menunggu kedatangan
Nyonya Bonny dengan suaranya yang khas ketika tengah menjajakan kue-kuenya.
Sehari dua hari anak-anak menunggu. Namun hingga seminggu Nyonya Bonny tidak
pernah kedengaran lagi menjajakan dagangannya.
“Kemanakah Nyonya Bonny?” tanya Shella
yang hampir setiap kali Nyonya Bonny lewat selalu membeli kue cokelat
kesukaannya. “Aku sudah ingin sekali mencicipi kue cokelat kesukaanku.”
“Nyonya Bonny sudah beberapa hari tidak
pernah berdagang lagi. Apakah sekarang Nyonya Bonny sudah berhenti berdagang?’
tanya Agni. Dia sangat suka dengan kue donat dengan taburan kacang diatasnya.
Tiba-tiba seorang pedagang kue
berteriak-teriak dari kejauhan.
“Kue! Kue! Kue!”
“Oh, ada pedagang kue!” kata Shella. ‘
Tidak lama kemudian seorang perempuan
muncul dari persimpangan jalan dan lewat kedepan Shella dan Agni sambil terus
berteriak-teriak menjajakan dagangannya. “Kue! Kue! Kue! Kue!”
“Bukan Nyonya Bonny” kata Agni kecewa.
“Ya. Dia pedagang baru.” Sahut Shella.
“Baru sekarang aku melihat tukang kue itu.”
“Lebih baik kita menunggu Nyonya Bonny.
Siapa tahu hari ini dia akan berdagang lagi.”
Namun Nyonya Bonny tidak pernah kelihatan
berdagang lagi dikompleks perumahan Cempaka itu. Suaranya tidak pernah
terdengar lagi ketika tengah menjajakan kuenya. Sebagai gantinya adalah
perempuan muda yang pernah dilihat Shella dan Agni. Setiap hari perempuan muda itu berkeliling di
komplek perumahan Cempaka menjajakan kue dagangannya.
Siang itu Shella dan Agni sedang duduk
bermain didepan rumah ketika mereka
mendengar suara perempuan itu berteriak-teriak menjajakan kue. Ketika perempuan itu lewat didepan mereka,
tidak sengaja Shella memperhatikan keranjang rotan persegi empat berwarna merah
jambu yang dibawa perempuan itu.
“Keranjang rotan yang dibawa pedagang kue
itu sama dengan keranjang rotan yang suka dibawa Nyonya Bonny.” Kata Shella.
“Ya. Bentuk dan warnanya sama persis.
Mungkin dia meniru Nyonya Bonny.” Sahut Agni.
“Lalu Nyonya Bonny berhenti berdagang
dikomplek ini karena sudah ada pedagang lain yang ikut berdagang dikompleks
ini.” Kata Shella lagi.
“Kasihan Nyonya Bonny. Mungkin dia
sekarang terpaksa berdagang di tempat
lain.” ucap Agni.
“Neng, kuenya!” Perempuan itu menawarkan
dagangannya ketika melihat dua gadis kecil
memperhatikannya.
“Kami sedang menunggu Nyonya Bonny.”
Sahut Shella.
“Ya, kami sedang menunggu tukang kue
langganan kami.” Sahut Agni.
“Nyonya Bonny?” tanya perempuan itu. Dia
lalu mendekati Shella dan Agni. “Nyonya Bonny sudah beberapa minggu sakit. Dia
sekarang hanya berbaring saja dikamarnya. Namun Nyonya Bonny masih tetap berdagang
kue walaupun tidak mengerjakannya sendirian seperti dulu. Untuk membuat kue-kue
Nyonya Bonny sudah memiliki pembantu-pembantu. Sementara untuk yang
memasarkannya sudah digantikan oleh
saya.”
“Benarkah?” tanya Shella dan Agni
bersamaan.
“Benar, non. Nona bisa lihat keranjang
yang saya pakai untuk berdagang adalah keranjang yang selalu dipakai Nyonya
Bonny ketika dulu berdagang. Dan kue-kue
yang dijajakannya pun sama persis dengan kue-kue yang saya bawa sekarang.”
Perempuan itu membuka tutup keranjang rotannya dan memperlihatkan beraneka macam ragam kue yang ada didalamnya.
Kini Shella dan Agnes percaya. Suara
Nyonya Bonny ketika tengah menjajakan kuenya kini tinggal kenangan, namun
kue-kuenya masih tetap bisa dinikmati oleh anak-anak di kompleks cempaka yang
sudah lama menjadi langganannya.
--- 0 ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar