Jumat, 10 Mei 2013

KERANJANG ROTAN NYONYA BONNY





Di kompleks perumahan Cempaka nama Nyonya Bonny sangat terkenal dikalangan anak-anak. Nyonya Bonny adalah seorang tukang kue. Tubuhnya gemuk, wajahnya bulat dan murah senyum. Anak-anak sangat menyukai Nyonya Bonny. Selain karena kue-kue dagangannya enak-enak dan lezat-lezat, juga  karena nyonya Bonny baik dan ramah pada semua anak.
Setiap hari Nyonya Bonny  berdagang kue berkeliling dikompleks perumahan Cempaka itu dengan membawa keranjangnya yang terbuat dari rotan berbentuk persegi empat  berwarna merah jambu. Beraneka macam ragam kue yang enak dan lezat sangat disukai anak-anak berada dalam keranjang rotan itu. Hampir setiap hari anak-anak menunggu kedatangan Nyonya Bonny dan ingin membeli kue-kue yang dijajakannya.
“Kue! Kue! Kue Nyonya Bonny!” Begitulah setiap kali tengah menjajakan dagangannya Nyonya Bonny selalu berteriak-teriak seperti itu.
Namun suatu hari Nyonya Bonny tidak muncul menjajakan dagangannya. Padahal anak-anak sudah lama menunggu kedatangan Nyonya Bonny dengan suaranya yang khas ketika tengah menjajakan kue-kuenya. Sehari dua hari anak-anak menunggu. Namun hingga seminggu Nyonya Bonny tidak pernah kedengaran lagi menjajakan dagangannya.
“Kemanakah Nyonya Bonny?” tanya Shella yang hampir setiap kali Nyonya Bonny lewat selalu membeli kue cokelat kesukaannya. “Aku sudah ingin sekali mencicipi kue cokelat kesukaanku.”
“Nyonya Bonny sudah beberapa hari tidak pernah berdagang lagi. Apakah sekarang Nyonya Bonny sudah berhenti berdagang?’ tanya Agni. Dia sangat suka dengan kue donat dengan taburan kacang diatasnya.
Tiba-tiba seorang pedagang kue berteriak-teriak dari kejauhan.
“Kue! Kue! Kue!”
“Oh, ada pedagang  kue!” kata Shella. ‘
Tidak lama kemudian seorang perempuan muncul dari persimpangan jalan dan lewat kedepan Shella dan Agni sambil terus berteriak-teriak menjajakan dagangannya. “Kue! Kue! Kue! Kue!”
“Bukan Nyonya Bonny” kata Agni kecewa.
“Ya. Dia pedagang baru.” Sahut Shella. “Baru sekarang aku melihat tukang kue itu.”
“Lebih baik kita menunggu Nyonya Bonny. Siapa tahu hari ini dia akan berdagang lagi.”
Namun Nyonya Bonny tidak pernah kelihatan berdagang lagi dikompleks perumahan Cempaka itu. Suaranya tidak pernah terdengar lagi ketika tengah menjajakan kuenya. Sebagai gantinya adalah perempuan muda yang pernah dilihat Shella dan Agni.  Setiap hari perempuan muda itu berkeliling di komplek perumahan Cempaka menjajakan kue dagangannya.
Siang itu Shella dan Agni sedang duduk bermain didepan rumah  ketika mereka mendengar suara perempuan itu berteriak-teriak  menjajakan kue.  Ketika perempuan itu lewat didepan mereka, tidak sengaja Shella memperhatikan keranjang rotan persegi empat berwarna merah jambu yang dibawa perempuan itu.
“Keranjang rotan yang dibawa pedagang kue itu sama dengan keranjang rotan yang suka dibawa Nyonya Bonny.” Kata Shella.
“Ya. Bentuk dan warnanya sama persis. Mungkin dia meniru Nyonya Bonny.” Sahut Agni.
“Lalu Nyonya Bonny berhenti berdagang dikomplek ini karena sudah ada pedagang lain yang ikut berdagang dikompleks ini.” Kata Shella lagi.
“Kasihan Nyonya Bonny. Mungkin dia sekarang  terpaksa berdagang di tempat lain.” ucap Agni.
“Neng, kuenya!” Perempuan itu menawarkan dagangannya ketika melihat dua gadis kecil  memperhatikannya.
“Kami sedang menunggu Nyonya Bonny.” Sahut Shella.
“Ya, kami sedang menunggu tukang kue langganan kami.” Sahut Agni.
“Nyonya Bonny?” tanya perempuan itu. Dia lalu mendekati Shella dan Agni. “Nyonya Bonny sudah beberapa minggu sakit. Dia sekarang hanya berbaring saja dikamarnya. Namun Nyonya Bonny masih tetap berdagang kue walaupun tidak mengerjakannya sendirian seperti dulu. Untuk membuat kue-kue Nyonya Bonny sudah memiliki pembantu-pembantu. Sementara untuk yang memasarkannya sudah digantikan  oleh saya.”
“Benarkah?” tanya Shella dan Agni bersamaan.
“Benar, non. Nona bisa lihat keranjang yang saya pakai untuk berdagang adalah keranjang yang selalu dipakai Nyonya Bonny ketika  dulu berdagang. Dan kue-kue yang dijajakannya pun sama persis dengan kue-kue yang saya bawa sekarang.” Perempuan itu membuka tutup keranjang rotannya dan memperlihatkan  beraneka macam ragam kue yang ada didalamnya.
Kini Shella dan Agnes percaya. Suara Nyonya Bonny ketika tengah menjajakan kuenya kini tinggal kenangan, namun kue-kuenya masih tetap bisa dinikmati oleh anak-anak di kompleks cempaka yang sudah lama menjadi langganannya.

--- 0 ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar