Sabtu, 28 Desember 2013

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana…..









Aku ingin mencintaimu dengan sederhana…..
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu…..
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana…..
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada….


(Aku Ingin – Sapardi Djoko Damono)











Rabu, 25 Desember 2013

Ujung-ujungnya akan jadi petani juga……







Bekerja dikantoran adalah keinginanku. Alhamdulillah sudah terkabul meskipun kusadari aku tak sepenuhnya bisa mengabdi pada pekerjaanku karena minatku tak hanya satu, selalu bercabang, mengikuti proses perjalanan kehidupan.
Seperti air yang mengalir, kadang air itu lurus menuju satu muara, namun terkadang air berbelok menuju anak sungai kecil yang akhirnya akan bertemu kembali pada muara yang satu. Tak ada beban ketika semua kujalani dan kunikmati. 








Hidup memang tak bisa hanya dengan satu warna. Ada begitu banyak warna kehidupan. Menjadi pegawai di kantoran, menjadi pedagang, menjadi petani, mengapa tidak, walau mungkin karena terlalu bercabang akhirnya hasilnya pada masing-masing pekerjaan tak bisa maksimal. 









Tak pernah mengejar kata maksimal, karena ketika seseorang sudah berhasil mencapai titik maksimal dari sebuah target yang dikejarnya, pada saat yang sama seseorang akan merasakan ada hal lain yang tetap tak terpuaskan. Karena  inilah hidup. Tak pernah mencapai kata puas. Kecuali kata syukur dengan apa yang sudah diperoleh dan diberikan Allah untuk mengisi kehidupan kita. 





Berseragam sambil bertani, mengapa tidak? Sambil berseragam pun bisa menjadi petani. Memanen padi dan menggepyok batang-batang padi untuk merontokkan  bulir-bulir padinya.  Setidaknya aku sudah ada keinginan belajar menjadi petani. Untuk menjadi petani yang sesungguhnya  mungkin aku masih perlu menunggu beberapa tahun lagi. Saat aku sudah tidak lagi berseragam. Dan  hingga akhirnya aku bisa benar-benar sepenuhnya menginjakkan kakiku pada tanah sawah yang ledok. Saat kakiku nanti tak lagi bersepatu pantopel dengan hak yang tinggi…. 









Wanita selalu mengembalikan yang lebih untuk pria.









Jika kamu memberinya rumah, maka ia akan memberimu kehangatan dalam rumahmu.
Jika kamu memberinya beras, ia akan mengembalikan nasi untukmu.

Jika kamu memberinya cinta, ia akan memberimu pengabdian seumur hidupnya.
Tapi jika kau memberinya hinaan, ia akan memberimu do’a dalam airmata kepedihannya, dan itu berarti siapkan dirimu untuk berjuta kemalangan dan kepedihan.

Jika kemarin kamu berdoa dan yakin bahwa dialah tulang rusukmu, maka terimalah dia. Bukan sebagai wanita yang sempurna, melainkan sebagai wanita yang terbaik dari Tuhan.  Dia bukanlah bidadari yang memiliki kesempurnaan, namun dialah wanita yang diciptakan dari tulang rusukmu.

Bukanlah dia yang tidak pernah berbuat salah, tapi dia yang selalu memohon maaf kepadamu untuk setiap kesalahannya dan dia yang punya berjuta maaf untuk setiap kesalahanmu walaupun kau tak memintanya. Dia yang akan tetap memberikan senyuman dan pengabdiannya kepadamu sepanjang hidupnya.

Dia yang menerima masa lalumu dan yang siap merancangkan masa depannya bersamamu.










Wanita diciptakan dari tulang rusuk pria…..
















Wanita diciptakan dari tulang rusuk pria,

bukan dari kepalanya untuk dapat mendudukinya

bukan pula dari kakinya untuk diinjak olehnya

melainkan dari sampingnya, dari tulang rusuknya, 

agar sejajar dengannya…..

dekat pada lengannya agar terlindung olehnya

dan dekat dihatinya agar tetap dicintainya

agar wanita menjadi pendampingnya,  penjaga hatinya

wanita akan terlelap dalam dekapan pria

karena wanita tahu dari sana dia berasal….