Jumat, 10 Mei 2013

PUTERI PUSPA KENCANA





Kerajaan Parakan berbatasan dengan Kerajaan Sidayu. Raja Parakan dan Raja Sidayu berencana menjodohkan putera puteri mereka yaitu Pangeran Surya Alam putera Raja Parakan dengan Puteri Puspa Kencana, puteri Raja Sidayu.
“Anakku, sejak dahulu leluhur kita bersahabat baik dengan seluruh raja-raja dari kerajaan Sidayu. Leluhur kita saling menghormati dan saling menghargai, saling membantu dikala susah dan  terus menerus menjalin hubungan yang baik. Oleh karena itu ayah dan Raja Sidayu sudah sepakat akan menjodohkanmu dengan Puteri Puspa Kencana, puteri dari Raja Sidayu.” Kata Raja Parakan pada anaknya, Pangeran Surya Alam.
Pangeran Surya Alam mendengarkan penjelasan ayahnya dengan perasaan masygul. Tanpa sepengetahuan ayahnya dia sebenarnya telah menjalin cinta dengan Puteri Ageng Pakis, dari kerajaan tetangga. Dia  belum pernah bertemu dengan Puteri Puspa Kencana sementara dengan Puteri Ageng Pakis hubungannya sudah berlangsung selama dua tahun. Tidak mungkin dia mengkhianati cintanya pada Puteri Ageng Pakis.
“Ayah, saya tidak bisa menerima rencana perjodohan ini karena sebenarnya saya sudah menjalin hubungan dengan Puteri Ageng Pakis.” Ucap Pangeran Surya Alam.
Ayahnya menatap anaknya dengan terkejut. Baginda sama sekali tidak tahu bila anaknya telah menjalin hubungan dengan seorang puteri.
“Kenapa kau tidak memberitahu ayah kalau kau sudah menjalin hubungan dengan puteri lain, anakku? Lalu bagaimana dengan rencana perjodohanini sementara Puteri Puspa Kencana sudah mengetahui rencana perjodohan ini dan dia sudah bersedia menikah denganmu.”
“Mohon maaf, ayah, sebaiknya ayah segera membatalkan rencana perjodohan ini karena saya tidak mungkin menerima rencana perjodohan ini. Pertama saya sudah memiliki calon istri, dan kedua saya belum mengenal Puteri Puspa Kencana.” Ujar Pangeran Surya Alam.
Akhirnya dengan berat hati Raja Parakan mengirimkan utusan pada Raja Sidayu bahwa rencana perjodohan itu dibatalkan dengan alasan Pangeran Surya Alam belum berencana untuk berumah tangga. Pangeran Surya Alam masih ingin mempelajari berbagai macam ilmu kesaktian yang akan berguna baginya bila dia menjadi raja kelak.
Raja Sidayu berbesar hati menerima keputusan dari Raja Parakan. Namun tidak demikian dengan Puteri Puspa Kencana. Sang Puteri merasa sakit hati karena dia merasa telah ditolak oleh Pangeran Surya Alam.  Untuk melipur kesedihannya, Puteri Puspa Kencana belajar berbagai macam ilmu yang biasanya dikuasai oleh para ksatria. Dia belajar berkuda, bermain pedang, memanah dan berbagai macam ilmu yang biasa dipelajari oleh para ksatria. Setelah merasa cukup dengan ilmu yang dimilikinya, diam-diam Puteri Puspa Kencana pergi dari istana dan berkelana. Sang puteri menyamar menjadi seorang ksatria dan berganti nama menjadi Pangeran Suratanu.
Pada suatu hari terjadi pemberontakan diperbatasan kedua kerajaan itu. Raja Parakan memerintahkan puteranya untuk menumpas pemberontakan itu. Dengan membawa pasukan secukupnya, Pangeran Surya Alam segera pergi untuk menjalankan titah dari ayahandanya.
Pada saat itu Pangeran Suratanu sedang berada didalam hutan dimana terjadi pertempuran antara pemberontak dengan pasukan yang dipimpin oleh Pangeran Surya Alam. Pangeran Suratanu sudah tahu, siapa pangeran gagah berani yang sedang memimpin melawan para pemberontak itu. Pada awalnya dia merasa ragu untuk menolong dan ikut membantu pertempuran itu, namun ketika Pangeran Suratanu melihat seorang pemberontak mengayunkan kapaknya kepunggung Pangeran Surya Alam yang sedang bertarung dengan pedang melawan tiga orang pemberontak, Pangeran Suratanu tak bisa menahan diri. Dia segera membentangkan anak panahnya kearah pemberontak  yang sedang mengayunkan kapak  kepunggung Pangeran Surya Alam. Pemberontak itu mati seketika ditembus panah Pangeran Suratanu. Meskipun sedang bertempur melawan tiga orang perampok, namun Pangeran Surya Alam mengetahui ada orang yang telah menyelamatkan nyawanya. Dengan matanya yang tajam, Pangeran Surya Alam melihat seorang ksatria dengan busur ditangannya berdiri tidak jauh dari tempat pertempuran.
Melihat salah seorang kawannya mati dipanah, lima  orang pemberontak menyerang Pangeran Suratanu. Namun dengan tangkas Pangeran Suratanu memainkan pedangnya melawan lima orang pemberontak itu. Ketika melihat ksatria yang telah menyelamatkan nyawanya terdesak oleh serangan para pemberontak itu, Pangeran Surya Alam segera meloncat mendekati ksatria itu dan membantunya melawan para pemberontak. 
Pangeran Suratanu dan Pangeran Surya Alam mengerahkan seluruh kemampuan mereka bertempur melawan para pemberontak itu hingga tak lama kemudian para pemberontak itu berhasil dilumpuhkan dan diringkus. Pangeran Surya Alam segera memerintahkan pasukannya untuk menawan para pemberontak yang berhasil dilumpuhkan, nantinya pemberontak itu akan  dibawa kekerajaan sebagai tawanan. Untuk beberapa waktu mereka akan tinggal dulu dihutan itu memperhatikan situasi karena barangkali masih ada pemberontak yang masih bersembunyi didalam hutan. Untuk itu pasukan menyiapkan tenda untuk tempat menginap mereka.
“Terima kasih, dik, telah menyelamatkan nyawa saya.” Kata Pangeran Surya Alam ketika dia telah selesai memberi komando kepada pasukannya.
Pangeran Suratanu hanya tersenyum mendengar ucapakan Pangeran Surya Alam. Pangeran Surya Alam menangkap kesan ksatria yang pintar memanah dan memainkan pedang ini sebagai seorang ksatria yang pemalu.
“Bolehkan saya tahu, siapakah nama adik?” tanya Pangeran Surya Alam.
“Namaku Suratanu.” Sahut Puteri Puspa Kencana yang sedang menyamar itu.
“Nama yang bagus. Sesuai benar dengan orangnya.” Puji Pangeran Surya Alam yang menangkap kesan kalau pemuda ini tentulah juga seorang pangeran seperti dirinya. 
“Hendak pergi kemanakah adik ini sehingga sendirian berada ditengah hutan?” tanya Pangeran Surya Alam.
“Hamba hanya seorang pengelana. Kebetulan saja hamba lewat ketengah hutan ini dan melihat pertempuran tuan dengan pemberontak itu.” Sahut Pangeran Suratanu sopan.
“Aku merasa berhutang budi padamu, engkau telah menyelamatkan nyawaku, maukah engkau menjadi sahabatku?” tanya Pangeran Surya Alam.
“Tentu saja, tuanku. Dengan senang hati.” Ujar Pangeran Suratanu.
“Tinggallah dulu bersamaku beberapa waktu.” Kata Pangeran Surya Alam.
“Baiklah.” Ujar Pangeran Suratanu.
Pangeran Surya Alam dan Pangeran Suratanu kemudian menjalin persahabatan namun Pangeran Suratanu kelihatan sangat pemalu dan  tidak mau tidur satu tenda dengan Pangeran Surya Alam. Dia meminta tenda yang terpisah dan hanya untuk dirinya. Pangeran Surya Alam tidak banyak berkomentar, dia meminta salah seorang anak buahnya mendirikan tenda untuk Pangeran Suratanu.
Pangeran Surya Alam sangat terkesan pada Pangeran Suratanu yang sangat mahir memanah dan menguasai berbagai macam ilmu. Dia masih ingin bersama-sama dengan Pangeran Suratanu  namun sayang tiga  hari kemudian  harinya Pangeran Suratanu  memutuskan pergi dan pamitan pada Pangeran Surya Alam.
Setelah memberi komando kepada pasukannya  agar membawa para pemberontak kekerajaan, Pangeran  Surya Alam diam-diam mengikuti Pangeran Suratanu. Dia merasa penasaran dengan pangeran yang kelihatan pemalu itu. Pangeran Surya Alam berusaha menjaga jarak agar tidak ketahuan oleh Pangran Suratanu bahwa dirinya sedang diikuti diam-diam olehnya.
Siang itu Pangeran Surya Alam melihat Pangeran Suratanu menghentikan kudanya ditepi sungai. Pangeran Surya Alam menambatkan kudanya pada sebatang pohon dan menyelinap dibalik semak memperhatikan Pangeran Suratanu. Mendadak Pangeran Surya Alam melongo, Pangeran Suratanu mandi disungai dan kelihatan rambutnya yang panjang terurai. Oh, Pangeran Surya Alam merasa terkejut. Jadi Pangeran Suratanu adalah seorang  puteri yang cantik jelita.
Seketika itu juga Pangeran Surya Alam jatuh cinta pada puteri yang sedang menyamar itu. Ketika puteri itu selesai mandi, Pangeran Surya Alam terus mengikuti puteri itu. Namun  dia merasa heran karena puteri itu kemudian memasuki kerajaan Sidayu. Dia melihat para ponggawa kerajaan menyambut dengan hormat pada puteri itu yang melenggang santai dengan kudanya.
Pangeran Surya Alam berusaha mencari tahu siapakah puteri yang cantik jelita itu.
“Siapakah puteri yang berkuda tadi?” tanya Pangeran Surya Alam pada salah seorang ponggawa kerajaan yang sedang duduk santai diatas rumput.
“Oh, dia adalah tuan Puteri Puspa Kencana.” Sahut ponggawa itu.
Pangeran Surya Alam tertegun. Jadi puteri cantik itu adalah puteri yang akan dijodohkan oleh orang tuanya. Dan puteri itu pulalah yang telah menyelamatkan nyawanya dari kapak pemberontak. Pangeran Surya Alam tak kuasa menahan gejolak perasaannya. Dia sudah jatuh cinta pada Puteri Puspa Kencana. Melalui pegawai istana, Pangeran Surya Alam mengirim bunga cempaka yang wangi kepada sang puteri.
Pangeran Surya Alam kembali kekerajaan dan melaporkan tugas yang telah diselesaikannya kepada ayahnya. Pada saat itu pula ayahnya menyampaikan berita bahwa Puteri Ageng Pakis sudah menikah. Puteri Ageng Pakis yang tidak sabar menunggu dilamar  Pangeran Surya Alam, akhirnya menikah dengan Pangeran Permana dari kerajaan Pondan.
Raja Parakan mengiran Pangeran Surya Alam akan marah dan patah hati. Namun ternyata anaknya menanggapi berita perkawinan Puteri Ageng Pakis dengan senyuman.
Setelah Puteri Ageng Pakis menikah, akhirnya Pangeran Surya Alam meminang Puteri Puspa Kencana. Puteri Puspa Kencana merasa bahagia sekali karena sejak bersama-sama bertempur melawan pemberontak sang puteri sudah jatuh cinta pada sang pangeran.

--- 0 ---

3 komentar:

  1. Assalamualaikum
    Saya ingin tahu kisah yang diceritakan adakah ia kisah dongeng, kisah benar atau kisah kayangan

    terima kasih

    BalasHapus
  2. Waalaikum salam. Semua dongeng yang saya buat ini, sebagian sudah dimuat di majalah anak2, adalah dongeng atau khayalan semata... terima kasih sdh membaca dongeng saya...

    BalasHapus
  3. baik ceritanya maupun nama2nya semata2 adalah rekaan dan imajinasi saya saja... :)

    BalasHapus