Jumat, 10 Mei 2013

Esterina dan Tania




Hujan turun dengan derasnya. Angin bertiup kencang. Daun-daunan pada pepohonan gemerisik ditiup angin yang kencang. Tetes-tetes air hujan dari ujung-ujung dedaunan begitu deras turun membasahi tanah. Esterina peri kecil terduduk dibawah sebuah pohon bunga. Dia menggigil kedinginan. Tubuhnya basah kuyup. Esterina tidak bisa terbang. Sayapnya juga basah kuyup. Akhirnya dia hanya berlindung dibawah pohon bunga itu dan berharap hujan akan segera berhenti agar dia bisa terbang lagi. Dia menyesal tadi bermain terlalu jauh sehingga dia tidak bisa segera pulang kerumahnya. Selama ini dia sering merasa kesepian karena peri-peri lain punya kegiatan sendiri-sendiri. Dia selalu berharap bahwa suatu saat dia akan memiliki seorang teman yang menyenangkan.   
Tiba-tiba Esterina mendengar suara tangisan. Esterina memasang kupingnya baik-baik. Ya, benar, dia mendengar suara tangisan. Tangisan seorang anak kecil. Ah, siapakah anak itu? Kenapa dia bisa berada didalam hutan ini? Pikir Esterina.  Bergegas Esterina mencari sumber suara tangisan itu. Setelah cukup jauh berjalan akhirnya dia melihat seorang gadis kecil yang tengah menangis. Rambut dan baju anak itu basah kuyup.
“Astaga, kenapa engkau bisa berada didalam hutan ini?”  tegur  Esterina.
Gadis kecil itu berhenti menangis ketika mendengar sebuah suara menegurnya. Matanya  melihat kesekelilingnya. Kemudian barulah dilihatnya Esterina tidak jauh darinya. Tubuh Esterina mungil sekali karena dia adalah seorang peri.
“Aku tersesat.” Sahut gadis kecil itu. Dia mulai menangis lagi.
“Jangan menangis. Aku akan menolongmu. Siapa namamu?” Tanya Esterina.
“Namaku Tania.” Sahut gadis kecil itu sambil terisak-isak. “Aku tadi bermain-main ditepi hutan. Ada seekor kelinci yang lucu sekali. Aku berusaha mengejarnya. Namun kelinci itu berlari masuk kedalam hutan. Aku terus mengejarnya. Namun sekarang aku tersesat didalam hutan. Aku tidak tahu jalan pulang kerumah.”
Esterina merasa kasihan pada Tania. “Sudahlah, jangan menangis lagi. Aku akan mengantarmu pulang. Sebentar lagi hujan berhenti. Bila hujan sudah reda, aku akan mengantarmu pulang.”
“Terima kasih, peri yang baik.” Kata Tania gembira. “Siapakah namamu?”
“Namaku Esterina.” Sahut Esterina. Dia senang melihat Tania tidak menangis lagi.
Tidak lama kemudian hujan mulai  berhenti. Mentari mulai bersinar lagi. Sinarnya menerobos melalui celah-celah pepohonan dan menerangi hutan itu. Esterina merasa gembira karena sayapnya mulai kering lagi sehingga dia bisa terbang lagi. Dikepak-kepakkannya sayapnya.
“Tania, ayo kita pulang. Kau ikuti aku.” Kata Esterina.
“Tapi engkau terbang sedangkan aku berjalan kaki. Kau pasti lebih cepat sampai dirumahku.” Kata Tania.
“Aku akan terbang perlahan-lahan supaya engkau bisa mengikuti aku.” Kata Esterina sambil tersenyum.
Tania berjalan mengikuti Esterina. Tidak lama kemudian mereka sudah keluar dari dalam hutan. Akhirnya Tania melihat rumahnya. Bukan main gembiranya akhirnya dia bisa pulang kembali kerumahnya.  Dia berlari-lari dengan riangnya menuju rumahnya, Esterina mengikutinya. Ibunya tengah berdiri didepan rumahnya. Ibunya kelihatan cemas sekali karena Tania belum juga pulang kerumah. Ketika melihat kedatangan Tania, bukan main gembiranya ibunya. Namun suaranya terdengar marah ketika menegur Tania.
“Tania, kamu sudah membuat ibu cemas. Kenapa terlambat sekali engkau pulang kerumah?” tegur ibunya.
“Maafkan aku, ibu.” Sahut Tania. “Aku tadi bermain terlalu jauh. Aku melihat seekor kelinci. Aku mencoba menangkapnya namun kelinci itu masuk kedalam hutan. Semakin jauh aku mengejarnya, aku semakin tersesat. Aku tidak tahu jalan pulang.  Untunglah aku bertemu dengan Esterina. Dia yang menunjukan aku jalan pulang kerumah. Bu, aku berjanji tidak akan bermain-main terlalu jauh lagi dari rumah. Aku takut tersesat lagi.”
Ibunya  berterima kasih kepada Esterina yang telah menolong puterinya. Ibunya mengajak mereka duduk bersama sambil menikmati kue tart yang lezat. Mereka bertiga menikmati kue tart itu dengan gembira.  Sejak saat itu Esterina tidak pernah kesepian lagi. Dia bersahabat dengan Tania. Begitu juga dengan Tania. Dia senang berteman dengan Esterina peri kecil yang baik hati dan suka menolong. Sewaktu-waktu Esterina  suka mengunjungi Tania kerumahnya dan mereka bermain bersama-sama.

--- 0 ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar