Selasa, 25 Februari 2014

A Walk To Remember








Saya termasuk jarang menonton film. Tapi bila sesekali nonton film dan menemukan film yang sangat berkesan dihati, rasanya selalu ingat terus. Salah satunya adalah film A Walk To Remember. Film remaja romantis yang sangat berkesan. Alur ceritanya juga bikin sedih. Dan pemerannya juga ganteng dan cantik. Mandy Moore cantik banget dalam film ini dan sempat jadi bintang favorite saya saat itu. Alur ceritanya lupa-lupa ingat, tapi yang jelas itu film bagus dan romantis sekali walau berakhir menyedihkan. Setelah nyari di google, ketemu synopsis ceritanya. Dulu, setelah nonton filmnya dibioskop sampai muter-muter nyari CD nya. Dan nonton sampai beberapa kali. Tak bosan-bosan. Seperti nonton film Titanic, rasanya engga ada bosan-bosannya walau udah diputar berkali-kali. 






Landon Carter (Shane West)  beserta teman-temannya adalah salah satu kelompok yang terkenal di sebuah SMA di kota Beaufort, Carolina Utara. Mereka selalu melakukan hal-hal yang aneh dan tidak bermoral seperti mabuk-mabukan, menjahili teman-teman satu sekolahnya dan sebagainya. Ketika sebuah lelucon yang dilakukan kelompok ini kepada teman sekolahnya, Clay Gephardt, berubah menjadi bencana, Landon yang merencanakan kejadian tersebut diancam untuk dikeluarkan dari sekolahnya. Kepala sekolahnya memutuskan Landon harus menjalani hukuman percobaan. Hukumannya, dia harus berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sesudah sekolah seperti drama musikal musim semi. Disinilah dia bertemu dengan seorang kutu buku yang taat beragama bernama Jamie Sullivan (Mandy Moore), putri tunggal Pendeta Sullivan (Peter Coyote).   Landon memiliki kesulitan dalam memahami bagiannya, sehingga dia sering bertanya ke Jamie. Pada hari berikutnya, Landon terus berusaha mendekati Jamie tapi dia terus menolaknya. Pada saatnya, beberapa teman Landon memainkan lelucon jahat di depan Jamie dan Landon datang untuk menolongnya, memukul temannya yang membuat lelucon tersebut dan akhirnya menyangkal semua yang diyakini teman-teman lamanya. Jamie akhirnya menerima permintaan maafnya dengan tulus dan setuju untuk berkencan dengan izin dari ayahnya. Keduanya mulai jatuh cinta dan Landon mulai membantunya untuk mencapai segala hal yang ada dalam daftar keinginannya. Kesetiaan Jamie kepadanya telah membuat Landon percaya pada kemampuannya untuk menjadi seseorang yang lebih baik: dia sekarang ingin masuk sekolah kedokteran.
Namun, saat hubungan mereka mulai serius, Jamie mengungkapkan rahasia di balik sifat ayahnya yang protektif kepada Landon: Jamie menderita leukemia  dan telah berhenti merespons terhadap pengobatan. Landon larut dalam kesedihan dan Jamie harus menjalani berbagai pengobatan. Sementara itu, Landon terus untuk memenuhi keinginan dalam daftar Jamie. Ketika Jamie keluar dari rumah sakit, Pendeta Sullivan mengatakan kepada Landon bahwa ayahnya telah membayar untuk perawatan kesehatan pribadi di rumah. Saat sedang melihat bintang dengan teleskop buatannya, Landon melamarnya agar dia dapat memenuhi keinginan nomor satu Jamie yakni menikah. Mereka menikah di gereja yang diimpikan dan semua teman mereka hadir serta ayahnya bertindak sebagai pendeta pernikahan. Mereka berdua hidup bahagia sampai Jamie akhirnya meninggal di akhir musim panas.
Empat tahun kemudian, Landon mengunjungi ayah Jamie. Pendeta Sullivan mengatakan bahwa dia beserta ibu Landon sangat bangga dengannya dapat masuk sekolah kedokteran dan dia juga yakin bahwa Jamie akan bangga juga padanya. Landon meminta maaf kepada Pendeta Sullivan - Jamie tidak pernah dapat menyaksikan mukjizatnya, tetapi Pendeta Sullivan meyakini bahwa Jamie telah mendapatkan mukjizatnya berupa Landon. Film berakhir dengan adegan Landon sedang berjalan di dermaga dan mengatakan bahwa Jamie telah menyelamatkan nyawanya dan cinta mereka ibarat angin, dia tidak bisa melihatnya namun dia bisa merasakannya.




 Nonton film romantis lebih menyenangkan daripada nonton film yang penuh dengan dar der dor tembak-tembakan atau penuh dengan baku hantam.






Hujan-hujan makan rujak petis…











Kalo musim hujan enaknya kan makan yang hangat-hangat ya. Cuaca dingin memang bikin perut sering terasa lapar terus. Dan maunya ngaganyem terus. Tapi tak selalu yang hangat-hangat yang dicari. Kala cuaca dingin dan hujan turun rintik-rintik, ternyata makan rujak petis pun terasa enak (apa karena memang sudah bawaannya saja saya ini makan apapun, cuaca apapun, enak makan terus…hehe)









Maka di suatu hari yang rintik dan dingin, sepulang kerja saya mampir ke sebuah warung. Disana dijual lotek dan ada juga rujak petis. Pilihan saya bukan lotek. Tapi rujak petis. Membayangkan segarnya makan rujak petis dingin-dingin begini....iiihhh serasa sudah nangkring dimulut rujak petisnya... Cabe rawitnya saya minta 12 biji. Sangat pedas sekali pastinya. Tapi pastinya juga rujak petisnya terasa lebih segar. Tak percaya? Silahkan mencoba sendiri…













Sabtu, 08 Februari 2014

Membuat lagi Batik Sumedang….















  




Sempat berhenti membuat batik Sumedang dan mencoba berjualan batik-batik dari daerah lain, Madura, Solo, Pekalongan, Jogja, Garut, Tasik, kini Batik Saca kembali membuat Batik Sumedang, batik dengan khas daerah Sumedang. Sebagai permulaan, mencoba membuat batik dengan motif Kujang. Kujang dipilih karena mewakili kekhasan wilayah priangan. Hampir semua kabupaten yang berada diwilayah Priangan yang memiliki batik selalu memiliki pula motif Kujang.  Batik Saca yang sekarang pastinya berbeda dengan Batik Saca sebelumnya, baik dari corak latarnya maupun motifnya, namun Batik Saca tetap khas-nya adalah batik Sumedang.