Jumat, 10 Mei 2013

Cermin Ajaib Puteri Yasmin




Puteri Yasmin seorang puteri yang cantik jelita. Puteri Yasmin sudah cukup usia untuk menikah namun dia belum juga menunjukan tanda-tanda ingin segera menikah padahal kedua adik perempuannya sudah lebih dahulu menikah.
Raja dan permaisuri merasa sedih sekali karena Puteri Yasmin adalah puteri sulung mereka yang kelak diharapkan akan menggantikan kedudukan ayahandanya sebagai ratu dinegerinya karena raja tidak memiliki anak laki-laki. Sebagai calon ratu, tentunya Puteri Yasmin  sangat diharapkan sekali segera memiliki seorang suami yang akan mendampinginya kelak dalam melaksanakan tugasnya sebagai ratu.
Rupanya tanpa sepengetahuan kedua orangtuanya, Puteri Yasmin ternyata memiliki sebuah cermin ajaib. Cermin ajaib itu merupakan hadiah dari Ratu Peri pada hari ulang tahun Puteri Yasmin yang ketujuhbelas.
Ratu Peri merasa senang kepada Puteri Yasmin karena selama ini Puteri Yasmin selalu melakukan perbuatan baik. Puteri Yasmin sangat senang menolong orang dan sangat murah hati. Ratu Peri sangat menyayangi Puteri Yasmin dan berharap suatu saat nanti Puteri Yasmin akan menikah dengan seorang pangeran yang baik hati pula seperti dirinya.  Cermin ajaib itu akan membantu sang puteri dalam menilai seorang pangeran  yang menyukainya. Apalah pangeran itu seorang pangeran yang baik hati atau tidak.
Pada suatu hari datanglah seorang pangeran yang merupakan putera sahabat ayahanda Puteri Yasmin. Namanya Pangeran Arvan.  Ketika melihat Puteri Yasmin, Pangeran Arvan langsung jatuh cinta. Dia ingin melamar Puteri Yasmin.
Namun seperti kepada pangeran-pangeran lainnya, kepada Pangeran Arvan pun,  puteri Yasmin melihat kedalam cermin ajaibnya untuk melihat tingkah laku sang pangeran. Melihat tingkah lakunya,  sang pangeran memang kelihatan baik hati. Namun itu belum cukup. Puteri Yasmin ingin menguji pula kepandaian sang pangeran.
Puteri Yasmin  meminta kepada sang pangeran untuk menyembunyikan tiga buah benda miliknya. Bila ketiga benda yang disembunyikan itu berhasil ditebak oleh Puteri Yasmin, berarti sang pangeran telah gagal menyuntingnya.
Ketika pagi itu Pangeran Arvan menemui Puteri Yasmin di taman istana, Puteri Yasmin meminta Pangeran Arvan untuk menyembunyikan cincinnya. Sang pangeran menyanggupinya sambil tersenyum.
Keesokan harinya, sang puteri tersenyum ketika Pangeran Arvan menemuinya.
“Cincinku kau sembunyikan didalam lemari dikamar yang kau tempati. Alangkah mudahnya menemukan cincin itu kembali.” Ujar sang puteri.
Lalu sang puteri menyerahkan kalung yang sedang dikenakannya dan meminta sang pangeran untuk menyembunyikan benda miliknya untuk yang kedua kalinya.
Esoknya, sang puteri kembali tersenyum menyambut kedatangan Pangeran Arvan.
“Kalungku kau gantungkan dibalik cermin yang ada dikamarmu.”  Kata Puteri Yasmin. “Bila sekali lagi kau gagal menyembunyikan benda milikku, dengan sangat menyesal hubungan kita hanya sebagai teman saja.”
“Oh, tidak apa-apa.” Sahut Pangeran Arvan sambil tersenyum sabar.  “Aku tetap merasa senang sekali meskipun hanya bersahabat denganmu.”
Oh, tentu saja Pangeran Arvan berdusta.  Dia tidak hanya ingin sekedar bersahabat dengan Puteri Yasmin. Sang pangeran sudah jatuh cinta pada Puteri Yasmin dan ingin mempersuntingnya menjadi isterinya.
Puteri Yasmin menyerahkan gelangnya yang indah bertaburan berlian dan mutiara kepada Pangeran Arvan.
“Gelang ini adalah benda terakhir milikku yang harus kau sembunyikan.” Ujar Puteri Yasmin.
Sang pangeran menerima gelang itu. Dikamarnya, dia  termenung   sekian lamanya, memikirkan dimanakah dia harus menyembunyikan gelang itu. Tiba-tiba didengarnya suara seseorang yang meminta tolong. Pangeran Arvan mencari suara itu. Dia menengadah. Dilihatnya  peri kecil tersangkut disela-sela teralis besi jendela kamar yang tinggi dan besar.
Oh, kasihan sekali peri kecil itu. Dia terperangkap disela-sela teralis besi jendela. Rupanya disela-sela teralis  besi itu dipenuhi dengan sarang laba-laba sehingga sayap peri yang halus itu terjerat oleh sarang laba-laba.  Dengan  hati-hati sekali, Pangeran Arvan berusaha melepaskan sang peri dari jeratan sarang laba-laba.
“Oh, terima kasih pangeran yang tampan dan baik hati.” Kata peri itu dengan lega. “Sekarang aku sudah bisa terbang kembali.”
Sang pangeran hanya mengangguk dan kembali duduk termenung memikirkan dimanakah dia harus menyembunyikan gelang sang puteri agar tidak berhasil diketahui oleh sang puteri. Ini adalah kesempatan terakhir. Dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia harus berhasil menyembunyikan gelang ini dan membuat sang puteri gagal menemukan dimanakah gelangnya disembunyikannya.
“Apa yang kau pikirkan, pangeran?” tanya sang peri ketika melihat wajah sang pangeran yang murung dan seakan sedang berpikir keras.
Sang pangeran menceritakan kesulitannya.
Peri itu tersenyum setelah Pangeran Arvan selesai bercerita. “Kau seorang pangeran yang baik hati dan suka menolong orang yang sedang mendapatkan kesusahan.  Karena kebaikan hatimu dan kau sudah menolongku, aku pun akan menolongmu keluar dari kesulitanmu. Berikanlah  gelang itu kepadaku. Jangan banyak pikiran. Tenang saja. Malam ini kau bisa tidur dengan nyenyak. Bermimpilah menikah dengan Puteri Yasmin dan semoga mimpimu nanti akan menjadi kenyataan.”
Dengan perasaan ragu Pangeran Arvan menyerahkan gelang milik Puteri Yasmin kepada peri itu.
Keesokan harinya Pangeran Arvan menemui Puteri Yasmin di taman istana. Sang Puteri sedang duduk menunggunya. Namun Puteri Yasmin tidak tersenyum seperti biasanya ketika melihat kedatangan Pangeran Arvan.  Sebaliknya Pangeran Arvan  tersenyum bahagia menatap sang puteri. Tadi malam tidurnya nyeyak sekali. Bahkan dia bermimpi yang indah bersama dengan Puteri Yasmin.
“Aku menyerah kalah.” Kata Puteri Yasmin menyambut kedatangan Pangeran Arvan. “sampai tadi pagi aku tidak berhasil mengetahui dimana kau sembunyikan gelangku.”
Pangeran Arvan tersenyum senang. “Berarti kau kalah.” Katanya dengan gembira.
Puteri Yasmin tersenyum melihat kegembiraan diwajah Pangeran Arvan. Dia juga merasa senang karena akhirnya dia bertemu dengan seorang pangeran yang baik hati dan suka menolong orang. Puteri Yasmin terus menerus memperhatikan tingkah laku sang pangeran melalui cermin ajaibnya. Puteri juga mengetahui ketika sang pangeran menolong seorang peri melepaskan diri dari jeratan sarang laba-laba. Namun sayang, dia tidak tahu apa yang menjadi percakapan diantara sang pangeran dan peri itu karena cermin ajaibnya tidak bisa menangkap pembicaraan. Yang lebih aneh lagi, ketika Puteri Yasmin sedang  memperhatikan cermin ajaibnya, mendadak peri itu  mengepakan sayapnya dengan keras. Pada saat itu pula mendadak cerminnya menjadi gelap gulita sehingga Puteri Yasmin  tidak bisa melihat lebih lanjut  apa yang terjadi antara sang pangeran dengan peri itu.
Pesta pernikahan Puteri Yasmin dan Pangeran Arvan berlangsung dengan meriah selama tujuh hari tujuh malam. Raja dan permaisuri merasa bahagia sekali karena sekarang Puteri Yasmin sudah  menikah dengan seorang pangeran yang tampan dan baik hati.
Sebulan setelah pernikahannya, barulah Puteri Yasmin mengetahui dimana gelangnya disembunyikan. Oh, rupanya peri itu telah menyulap gelang miliknya menjadi hiasan rambut yang indah sekali. Lucunya, Puteri Yasmin tidak mengetahui kalau gelangnya  yang indah bertaburan berlian dan mutiara yang telah disulap peri itu menjadi hiasan rambut, ternyata hiasan rambut itu  dipakainya setiap hari. Puteri Yasmin tidak mengetahui hal itu karena setiap hari yang menata rambutnya dan memasang perhiasan dikepalanya adalah dayang-dayangnya.

--- 0 ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar