Jumat, 10 Mei 2013

JAMUR AJAIB




Salma seorang gadis kecil yatim piatu. Dia hidup seorang diri. Orangtuanya sudah lama meninggal dunia tanpa mewariskan apapun kepadanya kecuali sebuah gubuk tua yang sudah reyot. Setiap hari Salma pergi ke hutan. Dia mencari buah-buahan hutan yang bisa dimakannya. Untuk bekerja, dia merasa belum mampu karena usianya masih muda. Lagi pula tidak banyak tetangganya yang mau memberinya pekerjaan karena dianggapnya Salma masih terlalu kecil untuk bekerja membantu mereka.
Suatu hari seperti biasanya Salma pergi ke hutan. Saat ini sedang musim penghujan. Sepanjang jalan Salma melihat banyak sekali jamur yang tumbuh dihutan. Salma memetik beberapa buah jamur yang ditemukannya. Jamur itu nanti  dimasaknya. Rasanya enak sekali dan bisa mengenyangkan perutnya. Namun mendadak Salma tertegun. Tidak begitu jauh dari tempatnya, dia melihat sebuah jamur yang kelihatannya aneh dan berbeda dengan jamur-jamur lain yang dilihatnya tadi. Jamur itu kelihatan lebih besar daripada jamur-jamur lainnya. Bentuknya pun mirip sebuah rumah. Ya, jamur itu kok mirip sebuah rumah. Perlahan Salma mendekati jamur itu. Dia tertegun. Benar. Jamur itu bentuknya mirip sebuah rumah. Ada pintu. Ada jendelanya. Ini pasti jamur ajaib, pikir Salma.
Namun baru saja Salma akan membuka pintu jamur itu, mendadak dia terpekik kaget. Dari dalam rumah jamur itu keluar seorang gadis kecil yang cantik sekali.
“Oh, siapakah engkau?” tanya gadis itu.
“Aku Salma.” Sahut Salma. Dia merasa heran melihat ada gadis yang tubuhnya  kecil sekali.
“Aku senang kau mau datang kemari. Mari masuk kedalam rumahku.” Ajak gadis itu.
“Oh, tidak mungkin aku bisa masuk kedalam rumahku. Tubuhku besar sekali. Tidak mungkin bisa masuk kedalam rumahmu.” Ujar Salma.
Gadis itu memetik sebuah jamur kecil berwarna putih kekuningan didekat rumahnya. “Makanlah jamur ini agar engkau bisa masuk kedalam rumahku ini.” Kata gadis itu.
Salma memakan jamur itu. Mendadak tubuhnya menciut menjadi sebesar gadis itu. “Oh, tubuhku mengecil.” Kata Salma ketakutan.
“Kau tidak perlu khawatir, nanti tubuhmu akan besar lagi. Sekarang masuklah kerumahku, kau  pasti lapar sekali. Aku punya banyak makanan dirumahku.” Kata gadis itu yang sekarang kelihatan sebaya dengan Salma.
Salma mengikuti gadis itu. Benar saja, didalam rumah jamur itu  mirip dengan rumah-rumah lainnya. Rumah gadis itu kelihatan bersih dan terawat dengan baik. Gadis itu mengajak Salma duduk menghadapi meja makan yang penuh dengan aneka macam makanan lezat  yang belum pernah dicicipi Salma.
“Namaku, Asrina. Kita sebaya. Siapa namamu?” tanya gadis itu.
“Salma.” Sahut Salma.
“Nah, Salma, sekarang kita makan bersama-sama, ya.” Kata Asrina. “Aku merasa senang sekali kau mau datang berkunjung kemari. Aku sudah lama sekali hidup menyendiri. Aku selalu merasa kesepian. Dihutan yang sunyi ini, aku tidak memiliki kawan seorangpun.”
Makanan yang terhidang diatas meja makan semuanya enak dan lezat. Asrina sangat ramah dan baik sekali. Dia menawarkan semua makanan yang enak dan lezat itu kepada Salma.
“Ayo, Salma. Cicipi semuanya. Kau pasti lapar sekali, bukan.” Ujar Asrina yang sibuk menyodorkan semua makanan yang ada dimeja makan satu persatu kehadapan Salma.
“Oh, terima kasih, Asrina. Kau baik sekali.” Ujar Salma.
Selesai makan, Asrina mengajak Salma berjalan-jalan ditaman bunga dibelakang rumah jamurnya. Kembali Salma merasa kagum. Taman itu indah sekali.
“Oh, taman bungamu indah sekali, Asrina.” Puji Salma. “Siapakah yang merawat  semua bunga-bunga ini?”
“Aku sendiri.” Sahut Asrina. “Aku tidak punya pekerjaan sehingga aku setiap hari merawat kebun bungaku ini.”
“Asrina, siapakah engkau? Mengapa engkau  tinggal sendirian di rumah jamur ini? Dan mengapa pula  tubuhmu kecil?” tanya Salma tidak bisa menyembunyikan rasa herannya.
Asrina duduk pada sebuah batu ditaman. Dia kelihatan bingung. “Aku sebenarnya adalah seorang puteri raja, Salma. Aku dikutuk oleh seorang nenek sihir yang menculikku. Nenek sihir itu merasa  tersinggung oleh ayahku yang pernah berburu dihutan dan tanpa sengaja membunuh salah seekor binatang peliharaannya. Nenek sihir itu datang ke istana dan menculik aku, lalu menyihirku menjadi kecil dan menyekap aku didalam rumah jamur ini sehingga sulit bagi ayahku untuk bisa menemukan aku.”
“Kenapa engkau tidak berusaha melarikan diri?” tanya Salma.
Asrina menghela napas dalam. “Aku sudah berusaha melarikan diri berkali-kali, namun nenek sihir itu selalu bisa menangkap aku kembali. Aku akhirnya menerima keadaan ini, Salma. Aku hanya berharap suatu saat aku bisa keluar dari rumah jamur ini.”
“Oh, kasihan sekali. Tentu engkau merasa kesepian sekali.” Ujar Salma. “Aku bisa merasakan, bagaimana kesepiannya dirimu karena akupun hidup seorang diri. Orangtuaku sudah lama meninggal. Aku tinggal sendiri digubuk peninggalan orangtuaku. Untuk bisa bertahan hidup, setiap hari aku pergi kehutan ini mencari makanan atau buah-buahan yang bisa aku makan. Hari ini aku beruntung bertemu dengan engkau, Asrina.”
“Salma, datanglah setiap hari kerumahku. Aku merasa senang kalau kau bisa menemaniku agar aku tidak kesepian lagi.” Ujar Asrina.
“Oh, dengan senang hati, tentu saja aku mau datang kemari. Tapi bagaimana dengan nenek sihir itu? Bagaimana kalau dia datang dan mengetahui kedatanganku.” Kata Salma.
“Nenek sihir itu tidak datang setiap hari. Kau tenang sajalah, Salma. Kalau nenek sihir itu datang, kau bisa bersembunyi.”
“Baiklah. Besok aku datang kemari lagi.” Kata Salma. “Sekarang aku mau pulang. Aku takut kemalaman di jalan. Banyak binatang buas yang berkeliaran didalam hutan.”
“Baiklah, sampai jumpa besok, Salma.” Kata Asrina.
“Aku mohon kembalikan lagi bentuk tubuhku seperti semula.” Kata Salma.
Asrina memetik sebuah jamur yang bentuknya berbeda dengan yang dimakan Asrina tadi. Warnanya ungu.  “Makanlah jamur ini. Jamur-jamur yang tumbuh ini bisa membuat tubuhmu membesar atau mengecil.”
“Kenapa engkau tidak memakan juga jamur ini agar tubuhmu menjadi besar lagi?” tanya Salma.
“Kalau aku memakan jamur ini, tubuhku memang akan membesar lagi seperti semula, tapi aku jadi tidak punya tempat tinggal karena rumah jamur yang kutempati ini hanya bisa cukup bila tubuhku kecil seperti sekarang ini.” Ujar Asrina.
Sejak saat itu hampir setiap hari Salma datang kerumah Asrina. Mereka berdua menemukan kegembiraan bersama-sama. Sepanjang hari mereka bermain-main. Belum pernah Salma merasakan kebahagiaan seperti sekarang ini. Sekarang dia memiliki seorang sahabat yang baik  hati dan menyenangkan. Namun suatu hari kegembiraan mereka terganggu oleh kedatangan nenek sihir itu kerumah Salma. Ketika Salma dan Asrina sedang bermain-main ditaman bunga, mendadak terdengar suara gemuruh disusul dengan hembusan angin yang keras.
“Oh, nenek sihir itu datang, Salma.” Kata Asrina.
“Oh, dimana aku harus bersembunyi?” Salma ketakutan. Dia ikut berlari kedalam rumah jamur akan mencari tempat persembunyian.
“Aku mencium ada dua bau manusia didalam rumah jamur ini.” Teriak nenek sihir dengan suaranya yang melengking.
“Salma, kau bersembunyilah dikamar kosong, disamping kamarku itu.” Ujar Asrina, tergesa-gesa mendorong tubuh Salma masuk kedalam kamar itu.
Salma bergegas masuk kedalam kamar itu. Dia bersembunyi disudut paling gelap dalam kamar itu. Suara hembusan angin membuat jendela yang tadinya setengah tertutup, menjadi terpelanting dihembus angin sehingga Salma bisa melihat sebagian tubuh nenek sihir itu yang berpakaian hitam-hitam dengan rambut panjang yang kusut.
“Siapa yang kau masukan kedalam rumah ini, Asrina?” tanya nenek sihir itu.
“Tidak ada.”  Terdengar Asrina menyahut.
“Kau pasti bohong. Kau pasti menyembunyikan seseorang didalam rumah ini. Biar aku masuk kedalam rumah ini.” Ujar nenek sihir.
Dari balik jendela, Salma melihat nenek sihir memakan sebuah jamur yang berwarna putih kekuningan. Tubuh nenek sihir itu mendadak mengecil sehingga bisa masuk kedalam rumah jamur itu. Melihat nenek sihir itu masuk kedalam rumah jamur,  bergegas Salma keluar dari kamar itu melalui jendela yang terbuka lebar.
Salma lalu memakan jamur yang berwarna ungu yang bisa membuat tubuhnya membesar, pulih kembali seperti semula. Lalu dia  mencabuti semua jamur-jamur yang tumbuh didekat rumah jamur itu dan berlari secepatnya kedalam hutan untuk membuang semua jamur-jamur itu. Setelah itu dia segera kembali ke rumah jamur itu.  dia mendengar nenek sihir itu sedang marah-marah sementara Asrina menangis karena dipukuli oleh nenek sihir itu. Salma melihat dari jendela. Ketika dia melihat Asrina, segera dimasukannya tangannya melalui jendela mengambil  Asrina. Setelah itu Salma menginjak-injak rumah jamur itu hingga hancur. Terdengar jeritan nenek sihir ketika tubuhnya  terinjak-injak bersama-sama dengan rumah jamur itu. Rumah jamur itu hancur seketika. Tak lama kemudian keadaan menjadi sunyi senyap. Tak terdengar lagi suara nenek sihir itu. Mungkin dia sudah mati terinjak-injak.
“Oh, Salma, kau telah menyelamatkan aku.” Ucap Asrina sambil menangis.
“Cepat makan jamur ini agar kau bisa pulih kembali.” Salma memberikan sebuah jamur ungu  kepada Asrina.
Asrina segera memakan jamur itu. Tubuhnya kembali besar seperti manusia biasa.
“Mari kita pulang ke istana, Salma.” Ajak Asrina.
Keduanya keluar dari hutan itu menuju istana ayah Asrina. Mereka menempuh perjalanan selama beberapa hari hingga akhirnya mereka tiba juga di istana. Kedatangan Asrina disambut suka cita oleh kedua orang tuanya beserta seluruh penghuni kerajaan yang sudah lama kebingungan mencari Asrina yang hilang diculik nenek sihir. Salma diajak tinggal diistana  dan  menjadi sahabat puteri Asrina.
--- 0 ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar