Salma
seorang gadis kecil yatim piatu. Dia hidup seorang diri. Orangtuanya sudah lama
meninggal dunia tanpa mewariskan apapun kepadanya kecuali sebuah gubuk tua yang
sudah reyot. Setiap hari Salma pergi ke hutan. Dia mencari buah-buahan hutan
yang bisa dimakannya. Untuk bekerja, dia merasa belum mampu karena usianya
masih muda. Lagi pula tidak banyak tetangganya yang mau memberinya pekerjaan
karena dianggapnya Salma masih terlalu kecil untuk bekerja membantu mereka.
Suatu hari seperti biasanya
Salma pergi ke hutan. Saat ini sedang musim penghujan. Sepanjang jalan Salma
melihat banyak sekali jamur yang tumbuh dihutan. Salma memetik beberapa buah
jamur yang ditemukannya. Jamur itu nanti
dimasaknya. Rasanya enak sekali dan bisa mengenyangkan perutnya. Namun
mendadak Salma tertegun. Tidak begitu jauh dari tempatnya, dia melihat sebuah
jamur yang kelihatannya aneh dan berbeda dengan jamur-jamur lain yang
dilihatnya tadi. Jamur itu kelihatan lebih besar daripada jamur-jamur lainnya.
Bentuknya pun mirip sebuah rumah. Ya, jamur itu kok mirip sebuah rumah.
Perlahan Salma mendekati jamur itu. Dia tertegun. Benar. Jamur itu bentuknya
mirip sebuah rumah. Ada
pintu. Ada
jendelanya. Ini pasti jamur ajaib, pikir Salma.
Namun baru saja Salma akan
membuka pintu jamur itu, mendadak dia terpekik kaget. Dari dalam rumah jamur
itu keluar seorang gadis kecil yang cantik sekali.
“Oh, siapakah engkau?”
tanya gadis itu.
“Aku Salma.” Sahut Salma.
Dia merasa heran melihat ada gadis yang tubuhnya kecil sekali.
“Aku senang kau mau datang
kemari. Mari masuk kedalam rumahku.” Ajak gadis itu.
“Oh, tidak mungkin aku
bisa masuk kedalam rumahku. Tubuhku besar sekali. Tidak mungkin bisa masuk
kedalam rumahmu.” Ujar Salma.
Gadis itu memetik sebuah
jamur kecil berwarna putih kekuningan didekat rumahnya. “Makanlah jamur ini
agar engkau bisa masuk kedalam rumahku ini.” Kata gadis itu.
Salma memakan jamur itu.
Mendadak tubuhnya menciut menjadi sebesar gadis itu. “Oh, tubuhku mengecil.”
Kata Salma ketakutan.
“Kau tidak perlu khawatir,
nanti tubuhmu akan besar lagi. Sekarang masuklah kerumahku, kau pasti lapar sekali. Aku punya banyak makanan
dirumahku.” Kata gadis itu yang sekarang kelihatan sebaya dengan Salma.
Salma mengikuti gadis itu.
Benar saja, didalam rumah jamur itu
mirip dengan rumah-rumah lainnya. Rumah gadis itu kelihatan bersih dan
terawat dengan baik. Gadis itu mengajak Salma duduk menghadapi meja makan yang
penuh dengan aneka macam makanan lezat
yang belum pernah dicicipi Salma.
“Namaku, Asrina. Kita
sebaya. Siapa namamu?” tanya gadis itu.
“Salma.” Sahut Salma.
“Nah, Salma, sekarang kita
makan bersama-sama, ya.” Kata Asrina. “Aku merasa senang sekali kau mau datang
berkunjung kemari. Aku sudah lama sekali hidup menyendiri. Aku selalu merasa
kesepian. Dihutan yang sunyi ini, aku tidak memiliki kawan seorangpun.”
Makanan yang terhidang
diatas meja makan semuanya enak dan lezat. Asrina sangat ramah dan baik sekali.
Dia menawarkan semua makanan yang enak dan lezat itu kepada Salma.
“Ayo, Salma. Cicipi
semuanya. Kau pasti lapar sekali, bukan.” Ujar Asrina yang sibuk menyodorkan
semua makanan yang ada dimeja makan satu persatu kehadapan Salma.
“Oh, terima kasih, Asrina.
Kau baik sekali.” Ujar Salma.
Selesai makan, Asrina
mengajak Salma berjalan-jalan ditaman bunga dibelakang rumah jamurnya. Kembali
Salma merasa kagum. Taman itu indah sekali.
“Oh, taman bungamu indah
sekali, Asrina.” Puji Salma. “Siapakah yang merawat semua bunga-bunga ini?”
“Aku sendiri.” Sahut
Asrina. “Aku tidak punya pekerjaan sehingga aku setiap hari merawat kebun
bungaku ini.”
“Asrina, siapakah engkau?
Mengapa engkau tinggal sendirian di
rumah jamur ini? Dan mengapa pula
tubuhmu kecil?” tanya Salma tidak bisa menyembunyikan rasa herannya.
Asrina duduk pada sebuah
batu ditaman. Dia kelihatan bingung. “Aku sebenarnya adalah seorang puteri
raja, Salma. Aku dikutuk oleh seorang nenek sihir yang menculikku. Nenek sihir
itu merasa tersinggung oleh ayahku yang
pernah berburu dihutan dan tanpa sengaja membunuh salah seekor binatang
peliharaannya. Nenek sihir itu datang ke istana dan menculik aku, lalu
menyihirku menjadi kecil dan menyekap aku didalam rumah jamur ini sehingga
sulit bagi ayahku untuk bisa menemukan aku.”
“Kenapa engkau tidak
berusaha melarikan diri?” tanya Salma.
Asrina menghela napas
dalam. “Aku sudah berusaha melarikan diri berkali-kali, namun nenek sihir itu
selalu bisa menangkap aku kembali. Aku akhirnya menerima keadaan ini, Salma.
Aku hanya berharap suatu saat aku bisa keluar dari rumah jamur ini.”
“Oh, kasihan sekali. Tentu
engkau merasa kesepian sekali.” Ujar Salma. “Aku bisa merasakan, bagaimana
kesepiannya dirimu karena akupun hidup seorang diri. Orangtuaku sudah lama
meninggal. Aku tinggal sendiri digubuk peninggalan orangtuaku. Untuk bisa
bertahan hidup, setiap hari aku pergi kehutan ini mencari makanan atau
buah-buahan yang bisa aku makan. Hari ini aku beruntung bertemu dengan engkau,
Asrina.”
“Salma, datanglah setiap
hari kerumahku. Aku merasa senang kalau kau bisa menemaniku agar aku tidak
kesepian lagi.” Ujar Asrina.
“Oh, dengan senang hati,
tentu saja aku mau datang kemari. Tapi bagaimana dengan nenek sihir itu?
Bagaimana kalau dia datang dan mengetahui kedatanganku.” Kata Salma.
“Nenek sihir itu tidak
datang setiap hari. Kau tenang sajalah, Salma. Kalau nenek sihir itu datang, kau
bisa bersembunyi.”
“Baiklah. Besok aku datang
kemari lagi.” Kata Salma. “Sekarang aku mau pulang. Aku takut kemalaman di
jalan. Banyak binatang buas yang berkeliaran didalam hutan.”
“Baiklah, sampai jumpa
besok, Salma.” Kata Asrina.
“Aku mohon kembalikan lagi
bentuk tubuhku seperti semula.” Kata Salma.
Asrina memetik sebuah
jamur yang bentuknya berbeda dengan yang dimakan Asrina tadi. Warnanya
ungu. “Makanlah jamur ini. Jamur-jamur
yang tumbuh ini bisa membuat tubuhmu membesar atau mengecil.”
“Kenapa engkau tidak
memakan juga jamur ini agar tubuhmu menjadi besar lagi?” tanya Salma.
“Kalau aku memakan jamur
ini, tubuhku memang akan membesar lagi seperti semula, tapi aku jadi tidak
punya tempat tinggal karena rumah jamur yang kutempati ini hanya bisa cukup
bila tubuhku kecil seperti sekarang ini.” Ujar Asrina.
Sejak saat itu hampir
setiap hari Salma datang kerumah Asrina. Mereka berdua menemukan kegembiraan
bersama-sama. Sepanjang hari mereka bermain-main. Belum pernah Salma merasakan
kebahagiaan seperti sekarang ini. Sekarang dia memiliki seorang sahabat yang
baik hati dan menyenangkan. Namun suatu
hari kegembiraan mereka terganggu oleh kedatangan nenek sihir itu kerumah
Salma. Ketika Salma dan Asrina sedang bermain-main ditaman bunga, mendadak
terdengar suara gemuruh disusul dengan hembusan angin yang keras.
“Oh, nenek sihir itu
datang, Salma.” Kata Asrina.
“Oh, dimana aku harus
bersembunyi?” Salma ketakutan. Dia ikut berlari kedalam rumah jamur akan
mencari tempat persembunyian.
“Aku mencium ada dua bau
manusia didalam rumah jamur ini.” Teriak nenek sihir dengan suaranya yang
melengking.
“Salma, kau bersembunyilah
dikamar kosong, disamping kamarku itu.” Ujar Asrina, tergesa-gesa mendorong
tubuh Salma masuk kedalam kamar itu.
Salma bergegas masuk
kedalam kamar itu. Dia bersembunyi disudut paling gelap dalam kamar itu. Suara
hembusan angin membuat jendela yang tadinya setengah tertutup, menjadi
terpelanting dihembus angin sehingga Salma bisa melihat sebagian tubuh nenek
sihir itu yang berpakaian hitam-hitam dengan rambut panjang yang kusut.
“Siapa yang kau masukan
kedalam rumah ini, Asrina?” tanya nenek sihir itu.
“Tidak ada.” Terdengar Asrina menyahut.
“Kau pasti bohong. Kau
pasti menyembunyikan seseorang didalam rumah ini. Biar aku masuk kedalam rumah
ini.” Ujar nenek sihir.
Dari balik jendela, Salma
melihat nenek sihir memakan sebuah jamur yang berwarna putih kekuningan. Tubuh
nenek sihir itu mendadak mengecil sehingga bisa masuk kedalam rumah jamur itu.
Melihat nenek sihir itu masuk kedalam rumah jamur, bergegas Salma keluar dari kamar itu melalui
jendela yang terbuka lebar.
Salma lalu memakan jamur
yang berwarna ungu yang bisa membuat tubuhnya membesar, pulih kembali seperti
semula. Lalu dia mencabuti semua
jamur-jamur yang tumbuh didekat rumah jamur itu dan berlari secepatnya kedalam
hutan untuk membuang semua jamur-jamur itu. Setelah itu dia segera kembali ke
rumah jamur itu. dia mendengar nenek
sihir itu sedang marah-marah sementara Asrina menangis karena dipukuli oleh
nenek sihir itu. Salma melihat dari jendela. Ketika dia melihat Asrina, segera
dimasukannya tangannya melalui jendela mengambil Asrina. Setelah itu Salma menginjak-injak
rumah jamur itu hingga hancur. Terdengar jeritan nenek sihir ketika tubuhnya terinjak-injak bersama-sama dengan rumah
jamur itu. Rumah jamur itu hancur seketika. Tak lama kemudian keadaan menjadi
sunyi senyap. Tak terdengar lagi suara nenek sihir itu. Mungkin dia sudah mati
terinjak-injak.
“Oh, Salma, kau telah
menyelamatkan aku.” Ucap Asrina sambil menangis.
“Cepat makan jamur ini
agar kau bisa pulih kembali.” Salma memberikan sebuah jamur ungu kepada Asrina.
Asrina segera memakan
jamur itu. Tubuhnya kembali besar seperti manusia biasa.
“Mari kita pulang ke
istana, Salma.” Ajak Asrina.
Keduanya keluar dari hutan
itu menuju istana ayah Asrina. Mereka menempuh perjalanan selama beberapa hari
hingga akhirnya mereka tiba juga di istana. Kedatangan Asrina disambut suka
cita oleh kedua orang tuanya beserta seluruh penghuni kerajaan yang sudah lama
kebingungan mencari Asrina yang hilang diculik nenek sihir. Salma diajak
tinggal diistana dan menjadi sahabat puteri Asrina.
--- 0 ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar