Bekerja dikantoran adalah keinginanku. Alhamdulillah sudah
terkabul meskipun kusadari aku tak sepenuhnya bisa mengabdi pada pekerjaanku
karena minatku tak hanya satu, selalu bercabang, mengikuti proses perjalanan
kehidupan.
Seperti air yang mengalir, kadang air itu lurus menuju satu
muara, namun terkadang air berbelok menuju anak sungai kecil yang akhirnya akan
bertemu kembali pada muara yang satu. Tak ada beban ketika semua kujalani dan
kunikmati.
Hidup memang tak bisa hanya dengan satu warna. Ada begitu
banyak warna kehidupan. Menjadi pegawai di kantoran, menjadi pedagang, menjadi
petani, mengapa tidak, walau mungkin karena terlalu bercabang akhirnya hasilnya
pada masing-masing pekerjaan tak bisa maksimal.
Tak pernah mengejar kata maksimal, karena ketika seseorang
sudah berhasil mencapai titik maksimal dari sebuah target yang dikejarnya, pada
saat yang sama seseorang akan merasakan ada hal lain yang tetap tak terpuaskan.
Karena inilah hidup. Tak pernah mencapai
kata puas. Kecuali kata syukur dengan apa yang sudah diperoleh dan diberikan
Allah untuk mengisi kehidupan kita.
Berseragam sambil bertani, mengapa tidak? Sambil berseragam
pun bisa menjadi petani. Memanen padi dan menggepyok batang-batang padi untuk merontokkan
bulir-bulir padinya. Setidaknya aku
sudah ada keinginan belajar menjadi petani. Untuk menjadi petani yang sesungguhnya mungkin aku masih perlu
menunggu beberapa tahun lagi. Saat aku sudah tidak lagi berseragam. Dan hingga akhirnya aku bisa benar-benar sepenuhnya
menginjakkan kakiku pada tanah sawah yang ledok. Saat kakiku nanti tak lagi
bersepatu pantopel dengan hak yang tinggi….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar