Apa bedanya oncom dan tahu, semua orang pasti tahu. Oncom
bentuknya seperti caramel sementara tahu bentuknya padat dan basah walau sama-sama terbuat asal
muasalnya dari kedelai dan keduanya kaya dengan protein.
Tiap hari tukang oncom
dan tukang tahu selalu lewat menawarkan jualannya didepan rumah saya. Dua-duanya jualan memakai pikulan. Yang satu
berteriak : Oncom… Oncom… Yang satu lagi berteriak : Tahu…. Tahu… Sudah pasti begitu teriakannya. Tidak mungkin
tukang oncom berteriak: Tahu…tahu… dan tidak mungkin tukang tahu berteriak:
Oncom….oncom…..
Tukang oncom lewat setiap pagi dan tukang tahu lewat siang
hari. Jadwal mondar mandir mereka diseputar lingkungan rumah saya tidak pernah
berubah. Bila ingin membeli oncom, siap siagalah dipagi hari. Maka tukang oncom
akan lewat. Bila ingin membeli tahu, siap siagalah siang hari. Tukang tahu akan
lewat. Mereka seperti disiplin dengan
jadwal jualan mereka. Konsisten dengan waktu. Patut diacungi jempol. Kadang
malu dengan diri sendiri yang belum tentu disiplin dengan waktu seperti mereka,
tukang oncom dan tukang tahu itu.
Suatu hari dihari minggu, sambil ngurus tanaman dihalaman
rumah, lewatlah tukang oncom langganan.
Oncom… Oncom… Itu
artinya tukang oncom akan lewat. Jadi
belilah oncom itu.
Oncomnya dibuat apa? Oh, macam-macam. Bisa digoreng begitu
saja, bisa juga dibuat masakan. Bila akan digoreng begitu saja, cukup
dipotong-potong persegi, rendam sebentar dalam larutan air hangat yang sudah
memakai bumbu penyedap baru digoreng hingga warnanya kecokelatan dan garing. Kalau mau dimasak tergantung bahan apa yang akan
dijadikan tambahan. Bisa leunca, bisa kangkung, bisa sayuran lainnya. Tentunya
diiringi dengan cabe merah dan cabe rawit sebagai sahabat karibnya bila oncom
dimasak karena dari rasa pedas itu oncom akan memiliki rasa yang berbeda.
Selesai membeli oncom, saya memotret tukang oncom. Bukan main
narsisnya itu tukang oncom. Dia senang bukan main sudah dibeli oncomnya, masih
ditambah bonus dipotret-potret dan akan dipajang diinternet. Dia sendiri yang bilang ingin gayanya dipotret sambil nanggeuy oncom....hehe...
Mungkin kelak,
sekian puluh tahun yang akan datang, tukang oncom dengan pikulan akan menjadi
sebuah kenangan saja bila oncom dijual dengan cara dikemas seperti halnya
makanan lain yang sudah dikemas dengan kemasan modern. Namun mungkin pula
tukang oncom dengan pikulan akan tetap mempertahankan ciri khas jualannya dan
akan tetap ada hingga berpuluh tahun kemudian….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar