Jumat, 20 Desember 2013

Tukang Oncom dan Tukang Tahu….






Apa bedanya oncom dan tahu, semua orang pasti tahu. Oncom bentuknya seperti caramel sementara tahu bentuknya padat  dan basah walau sama-sama terbuat asal muasalnya dari kedelai dan keduanya kaya dengan protein. 

Tiap hari  tukang oncom dan tukang tahu selalu lewat menawarkan jualannya didepan rumah saya.  Dua-duanya jualan memakai pikulan. Yang satu berteriak : Oncom… Oncom… Yang satu lagi berteriak : Tahu…. Tahu…  Sudah pasti begitu teriakannya. Tidak mungkin tukang oncom berteriak: Tahu…tahu… dan tidak mungkin tukang tahu berteriak: Oncom….oncom….. 

Tukang oncom lewat setiap pagi dan tukang tahu lewat siang hari. Jadwal mondar mandir mereka diseputar lingkungan rumah saya tidak pernah berubah. Bila ingin membeli oncom, siap siagalah dipagi hari. Maka tukang oncom akan lewat. Bila ingin membeli tahu, siap siagalah siang hari. Tukang tahu akan lewat.  Mereka seperti disiplin dengan jadwal jualan mereka. Konsisten dengan waktu. Patut diacungi jempol. Kadang malu dengan diri sendiri yang belum tentu disiplin dengan waktu seperti mereka, tukang oncom dan tukang tahu itu.

Suatu hari dihari minggu, sambil ngurus tanaman dihalaman rumah, lewatlah tukang oncom langganan.
Oncom… Oncom…  Itu artinya tukang oncom akan lewat.  Jadi belilah oncom itu. 





Oncomnya dibuat apa? Oh, macam-macam. Bisa digoreng begitu saja, bisa juga dibuat masakan. Bila akan digoreng begitu saja, cukup dipotong-potong persegi, rendam sebentar dalam larutan air hangat yang sudah memakai bumbu penyedap baru digoreng hingga warnanya kecokelatan dan garing. Kalau mau dimasak tergantung bahan apa yang akan dijadikan tambahan. Bisa leunca, bisa kangkung, bisa sayuran lainnya. Tentunya diiringi dengan cabe merah dan cabe rawit sebagai sahabat karibnya bila oncom dimasak karena dari rasa pedas itu oncom akan memiliki rasa yang berbeda. 





Selesai membeli oncom, saya memotret tukang oncom. Bukan main narsisnya itu tukang oncom. Dia senang bukan main sudah dibeli oncomnya, masih ditambah bonus dipotret-potret dan akan dipajang diinternet.  Dia sendiri yang bilang ingin gayanya dipotret sambil nanggeuy oncom....hehe...  






Mungkin kelak, sekian puluh tahun yang akan datang, tukang oncom dengan pikulan akan menjadi sebuah kenangan saja bila oncom dijual dengan cara dikemas seperti halnya makanan lain yang sudah dikemas dengan kemasan modern. Namun mungkin pula tukang oncom dengan pikulan akan tetap mempertahankan ciri khas jualannya dan akan tetap ada hingga berpuluh tahun kemudian….








Tidak ada komentar:

Posting Komentar