Sabtu, 12 Oktober 2013

Rismala Dan Pangeran Desmon






Pangeran Desmon sangat senang berburu rusa. Seringkali dia mengajak teman-teman dan para pengawalnya untuk berburu bersama dan kemudian menikmati hasil buruannya. Suatu hari pangeran  berburu sendirian saja, namun hingga siang hari  tidak ada satupun hasil tangkapannya yang berhasil didapatkannya bahkan akhirnya sang pangeran   tersesat semakin jauh kedalam hutan   dan akhirnya tiba di  tepi sebuah sungai.  Dia merasa sangat lelah dan ingin melepaskan dahaganya. Pada saat dia tengah berjongkok akan mengambil air,  tiba-tiba diseberang sungai dia melihat seorang gadis cantik sedang berenang disungai yang berair  jernih itu.  Ketika melihat  pangeran Desmon,  gadis itu beranjak dari dalam sungai dan akan pergi. Pangeran  Desmon  memanggilnya.
“Hai, tunggu!”  panggil Desmon. “Apakah engkau seorang dewi ataukah manusia biasa?”
Gadis cantik itu menghentikan langkahnya. “Hamba manusia biasa, tuanku.” Jawab gadis itu.
Pangeran Desmon melihat ada batu-batu besar yang bisa dijadikan pijakan untuk menyeberang ke seberang sungai. Dia menyeberang sungai dan menemui gadis itu.
“Alangkah cantiknya dirimu. Baru sekarang aku melihat gadis secantik engkau.” Kata pangeran Desmon. “Siapakah namamu? Dan kenapa engkau berada didalam hutan ini?”
“Nama hamba Rismala. Hamba melarikan diri dari istana ayahanda karena  ayah, ibu hamba, dan seluruh penghuni istana   telah terbunuh oleh musuh.” Lalu  Rismala  menceritakan  pertempuran berdarah diistana ayahnya  serta  pelariannya dan penderitaan-penderitaannya. Airmata gadis cantik itu berderai tak sanggup menahan kesedihan dan kepiluannya.
Pangeran Desmon  merasa iba mendengar cerita puteri itu.  “Puteri, apakah selama ini engkau hidup sendirian saja dihutan ini?”
Rismala mengangguk. Pangeran Desmon merasa semakin iba. Dia sudah jatuh cinta pada puteri itu. “Puteri, maukah engkau menjadi istriku?”
Rismala  menerima pinangan itu dan akhirnya mengikuti pangeran Desmon  ke istananya. Raja dan permaisuri  sangat terkejut melihat puteranya pulang membawa pulang seorang puteri  namun setelah mendengar penuturan Desmon mereka akhirnya  menyukai Rismala yang kelihatan baik budi dan cantik parasnya. Pesta pernikahan pangeran Desmon dan puteri Rismala dilangsungkan dengan meriah. Setahun kemudian seorang pangeran lahir. Pangeran Desmon menamai puteranya pangeran Bastian. Selama beberapa tahun mereka hidup bahagia. Namun rupanya  kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Salah seorang pelayan istana, Kisman,  mengetahui bahwa Rismala adalah puteri musuh yang telah dikalahkan oleh raja mereka. Dia menceritan hal itu pada Raja dan permaisuri.  Dia  mencurigai Rismala sebagai mata-mata diistana. Hasutan itu masuk kedalam hati Raja dan permaisuri sehingga mereka mendesak Desmon untuk mengusir Rismala dari istana.
Pangeran Desmon sangat mencintai Rismala namun dia tidak berani menentang kedua orangtuanya. Akhirnya dia mengusir Rismala dari istana. Rismala sangat sedih hatinya. Dia ingin membawa serta anaknya namun pangeran Desmon melarang pangeran Bastian dibawa oleh Rismala. Akhirnya Rismala berjalan terlunta-lunta. Dia masuk kedalam hutan dan tiba disungai dimana dulu dia bertemu dengan pangeran Desmon. Dia melihat air sungai yang masih tetap sejernih kristal. Rismala masuk kedalam sungai dan merendam tubuhnya. Dia berenang sambil menangis karena teringat pada suami dan anaknya.
Pada saat itu salah seorang suruhan raja mengikuti Rismala. Ketika melihat Rismala selesai berenang, suruhan itu menunggu beberapa saat lalu dia menusuk  Rismala.  Rismala tewas seketika. Mayatnya lalu dikubur ditepi sungai. Suruhan itu lalu menandai kuburan itu dengan menancapkan sebatang pohon mawar lalu dia bergegas kembali ke istana untuk menyampaikan kepada raja bahwa dia sudah melaksanakan tugasnya.
Pada saat itu  Desmon yang mencemaskan istrinya, membawa Bastian sambil menunggang kuda akan mencari istrinya. Akhirnya dia tiba ditepi sungai itu dan melihat sebuah timbunan tanah yang masih baru ditepi sungai dimana dulu dia bertemu dengan istrinya. Desmon merasa bahwa istrinya telah ada yang membunuh dan itu adalah kuburan istrinya. Desmon menangis sambil memanggil-manggil nama istrinya. Pada saat itu  Desmon mencium bau yang harum sekali keluar dari  dalam kuburan itu. Samar-samar dia mendengar suara istrinya terbawa hembusan angin.
“Desmon suamiku, janganlah bersedih. Kita nanti akan bersama kembali. Petiklah bunga mawar putih yang  tumbuh diatas makamku ini dan bawalah pulang ke istana. Mawar  itu tak akan pernah layu. Malam hari aku akan menjelma dan kita bisa berkumpul kembali bersama-sama.”
Bukan main gembiranya Desmon mendengar suara istrinya itu. Dia lalu memetik bunga mawar putih yang tumbuh diatas kuburan istrinya dan segera pulang kembali ke istana. Malam hari ketika Desmon tengah berdua bersama Bastian, dia memperhatikan mawar putih yang diletakkan diatas tempat tidur, dan benar saja perlahan mawar itu berubah menjadi Rismala. Oh, bukan main gembira dan bahagianya Desmon bertemu kembali dengan istrinya.
Rismala memeluk dan memangku Bastian. “Desmon, hanya dimalam hari aku bisa menemui kalian berdua. Bila siang hari aku akan berubah menjadi mawar kembali.” Kata Rismala.
“Desmon, aku memang puteri musuh ayahmu. Namun aku mencintaimu. Walaupun orangtua kita bermusuhan namun kita saling mencintai.” Kata Rismala.
“Ya, Rismala, aku sangat mencintaimu dan aku tidak peduli kau adalah puteri musuh ayahku.” Ucap Desmon.
Selama beberapa bulan Desmon menikmati kebahagiaan bersama Rismala dan Bastian didalam kamarnya hingga kemudian Kisman, pelayan itu mencium hal yang aneh didalam kamar Desmon. Setiap malam dia mendengar suara Desmon yang tengah bercanda dengan seorang wanita. Bahkan suara celotehan Bastian terdengar sangat gembira seperti ketika ibunya masih hidup. Akhirnya Kisman mengintip dari celah jendela. Bukan main terkejutnya ketika dia melihat Rismala berada didalam kamar Desmon. Bastian tampak tengah duduk dipangkuan Rismala. Kisman segera menceritakan hal itu pada Raja dan permaisuri. Raja segera memerintahkan untuk menangkap Rismala. Namun semuanya bingung karena mereka tidak menemukan siapapun didalam kamar Desmon selain Bastian yang tengah tertidur lelap diatas tempat tidur. Namun mata Raja yang jeli melihat ada setangkai mawar putih yang indah berkilau diatas bantal yang ditiduri Bastian. Raja akan mengambil mawar itu namun dengan sigap Desmon mendahului ayahnya mengambil mawar itu.
“Jangan ayah, ini mawar mainan anakku.” Kata Desmon.
“Berikan mawar itu kepadaku!” seru Raja.
Akhirnya terjadilah perebutan mawar itu antara Raja dan Desmon. Namun Desmon lebih kuat tenaganya.  Mendadak terdengar suara lembut.
“Desmon, berikanlah mawar itu kepada ayahmu. Hatiku suci dan putih bersih seperti mawar putih ini. Biarlah ayahmu tahu bahwa aku tidak memiliki niat jahat sedikitpun kepada semuanya.”
Desmon akhirnya menyerahkan mawar putih itu kepada ayahnya. Ketika mawar itu dipegang oleh Raja, mendadak mawar putih itu berubah menjadi Rismala.
“Raja, saya haturkan salam dan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada tuanku. Benar, hamba ini adalah puteri musuh tuanku. Namun hamba tidak memiliki dendam sedikitpun kepada tuanku. Apalagi hamba telah menikah dengan putera tuanku. Terimalah pernghormatan hamba ini.”
Oh, bukan main malunya Raja mendengar ucapan Rismala. Dia memeluk Rismala namun dalam sekejap Rismala telah berubah menjadi mawar kembali.
“Desmon, aku tidak mungkin menjadi manusia kembali. Suatu saat kelak engkau akan menemukan pengganti diriku.” Kata Rismala.
Rismala hampir setiap malam berubah bentuk menjadi manusia menemui Desmon dan Bastian. Bastian tumbuh menjadi seorang pangeran kecil yang tampan dan menawan dibawah asuhan ibunya. Bertahun-tahun lamanya Rismala mengasuh puteranya setiap malam hingga akhirnya disuatu hari Desmon bertemu seorang wanita yang segalanya sangat mirip dengan Rismala. Wanita itu bernama Larasati. Akhirnya Desmon menikah dengan Larasati dan sejak saat itu Rismala tidak pernah menemui Desmon dan Bastian lagi.  Sejak saat itu mawar putih itu pun hilang lenyap entah kemana namun  Desmon dan Bastian kerap suka mencium harum mawar putih itu.  

--- O ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar