Sabtu, 12 Oktober 2013

Gentong yang bisa bernyanyi





Joko seorang pemuda yang sangat rajin bekerja. Hampir setiap hari dia bangun pagi dan bekerja. Kadang dia pergi ke ladang bila ada orang yang menyuruhnya mengurus ladang orang itu. Kadang dia pergi ke sawah menjadi buruh tani bila ada orang yang membutuhkan tenaganya. Bila sedang tidak ada orang yang menyuruhnya, Joko sering pergi ke hutan mencari kayu bakar lalu dijualnya ke pasar. Ke pasar selalu membuat Joko merasa senang dan gembira. Dia senang melihat kesibukan yang terjadi dipasar. Orang-orang yang berbelanja. Pedagang yang laris dengan jualannya. Semua itu merupakan pemandangan yang suka diperhatikannya bila dia tengah pergi ke pasar.
Suatu hari Joko pergi ke pasar akan menjual kayu bakar yang dikumpulkannya dihutan kemarin. Joko berjalan dengan gembira sambil memikul kayu bakar yang akan dijualnya. Setiba dipasar Joko segera menemui orang yang sudah biasa membeli kayu bakarnya. Joko menerima uang pembelian kayu bakarnya dengan gembira. Ketika akan keluar dari tempat penjual kayu bakar itu, tak sengaja kakinya menendang sebuah gentong kecil yang kelihatannya sudah sangat usang. Gubrak. Oh, bukan main terkejutnya Joko melihat gentong itu terguling.
“Oh, maaf. Saya tidak sengaja menendang gentong ini.” Kata Joko buru-buru minta maaf.
“Tidak apa-apa. Gentong itu sudah tidak pernah lagi dipakai. Kalau kau mau, bawa saja gentong itu olehmu.” Kata penjual kayu bakar itu sambil sibuk melayani pembeli yang akan membeli kayu bakarnya.
“Baiklah, terima kasih. Gentong ini akan saya bawa pulang. Siapa tahu gentong ini berguna buatku.” Kata Joko sambil membawa gentong itu pulang. Setiba dirumahnya dia menaruh gentong itu didapurnya. 
Malam itu Joko akan tidur. Dia membaringkan tubuhnya diatas bale-bale. Tiba-tiba dia mendengar suara bersenandung merdu. Joko menajamkan pendengarannya. Dia mendengar suara perempuan yang bernyanyi merdu.
“Ah, siapakah yang bernyanyi malam-malam begini?” kata Joko sambil bangun. Suara perempuan yang bernyayi itu masih terdengar. Joko akhirnya bangkit dari bale-bale dan menuju kearah suara orang yang tengah bernyanyi itu. Ternyata suara orang yang tengah bernyanyi itu datangnya dari arah dapur. Joko terus mendekat. Dan bukan main terkejutnya ketika dia menyadari bahwa suara nyanyian itu berasal dari gentong pemberian tukang kayu bakar itu.
“Oh, rupanya suara orang yang bernyanyi itu berasal dari sini.” Kata Joko.
Joko mengambil gentong itu dan mengamatinya. Dia terkejut ketika gentong itu bergoyang lalu…praaaanngggg….. Gentong itu pecah menimpa lantai tanah. Bersamaan dengan pecahnya gentong itu, mendadak muncul seorang gadis yang cantik jelita dihadapan Joko. Joko terperangah melihat gadis cantik dihadapannya.
“Aaaahhhh….. “ Joko terperangah.
Gadis itu tersenyum menatap Joko. “Jangan takut. Aku adalah manusia biasa.”
“Tapi bagaimana mungkin kau dari sebuah gentong bisa menjadi manusia?”
“Aku adalah seorang puteri raja. Seorang nenek sihir telah menyihir aku menjadi sebuah gentong. Bertahun-tahun lamanya aku menjadi gentong. Aku pernah dibawa oleh seorang perempuan tua yang bekerja sebagai buruh tani, aku juga pernah dibawa oleh seorang nelayan dan menjadikan aku tempat isi ikan untuk mainan anaknya hingga akhirnya aku menjadi milik seorang penjual kayu bakar sebelum engkau membawaku kemari.”
Joko terkesima mendengar cerita gadis cantik itu.
“Lalu sekarang bagaimana? Engkau melihat sendiri gubukku sangatlah jelek dan tidak layak kau tempati.”
Gadis itu tersenyum.
“Aku senang tinggal di gubuk ini. Di gubuk ini aku telah pulih kembali menjadi seorang manusia biasa. Aku ingin tinggal disini untuk selamanya bersamamu.”
“Ah, bagaimana mungkin. Aku tak akan bisa menghidupimu….”
“Aku bisa bekerja. Besok engkau mencangkul tanah dibelakang rumahmu dan aku akan menanam beragam sayuran yang hasilnya bisa kita jual dan sebagian lagi kita nikmati.”
Esok paginya Joko mencangkul tanah dibelakang rumahnya yang sudah sekian lamanya terbengkalai begitu saja. Ternyata gadis itu benar-benar cekatan. Dia sangat giat membantu Joko. Beberapa hari kemudian Joko dan gadis itu sudah mulai menanami ladang itu dengan beraneka macam sayuran. Sambil menunggu tanaman di ladang, Joko dan gadis itu sering pergi kehutan mencari buah-buahan hutan. Buah-buahan hutan itu dikumpulkan. Ada sebagian yang langsung dimakan, ada sebagian lagi yang dibuat manisan oleh gadis itu. Joko sangat takjub dengan kepintaran gadis itu hingga akhirnya dia jatuh cinta pada gadis itu.
Tak lama kemudian ladang yang mereka Tanami sudah menunjukan hasil. Beragam sayuran tumbuh dengan baik. Kubis, lobak, kentang, wortel dan beragam sayuran lainnya.
“Lihatlah, kebun sayuran kita sudah bisa kita panen.” Kata gadis itu dengan gembira.
Selama beberapa hari Joko dan gadis itu disibukan dengan kegiatan memanen ladang mereka lalu membawanya ke pasar dan menjualnya. Dari hasil penjualan itu Joko membelikan gadis itu sebuah baju. Gadis itu kelihatan semakin cantik dengan baju barunya.
“Joko, sudah saatnya aku harus pulang kembali ke istana orangtuaku. Aku akan pamit kepadamu.” Kata gadis itu.
Oh, bukan main terkejut dan sedihnya perasaan Joko. Dia tak ingin berpisah dengan gadis itu.
“Baiklah, aku akan mengantarmu pulang.”
Akhirnya Joko mengatar gadis itu pulang kembali ke istana. Selama berhari-hari Joko dan gadis itu menempuh perjalanan hingga akhirnya keduanya sampai di istana. Bukan main senangnya Raja dan permaisuri ketika melihat puteri telah kembali dengan selamat. Raja akan memberikan banyak hadiah kepada Joko namun Joko menolaknya. Dia merasa sedih. Semua hadiah pemberian Raja itu sungguh tidak ada artinya dibandingkan dia harus kehilangan puteri yang telah memikat hatinya itu. Akhirnya Joko pulang. Namun ketika Joko baru beberapa langkah meninggalkan istana, puteri Sekar mengejarnya.
“Joko, jangan pergi dulu. Aku sudah bicara pada ayah. Aku tidak ingin menikah dengan lelaki lain selain denganmu.”
Joko sangat gembira dan terharu mendengarnya. Tidak lama kemudian pernikahan Joko dan puteri Sekar digelar. Tidak lama kemudian Joko dan puteri sekar mengujungi gubuk Joko. Gubuk itu diperbaiki dan sesekali dijadikan tempat beristirahat bila Joko dan puteri Sekar sedang ingin beristirahat diluar istana.

--- 0 ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar