Pernah terpikir untuk berhenti
usaha batik. Karena pertimbangan ingin lebih konsentrasi jadi pegawai. Dan siapa
tahu punya karir bagus kalo saya lebih konsentrasi jadi pegawai. Siapa tahu
nanti jadi lurah. Atau jadi camat. Atau jadi kabag. Atau jadi kepala dinas. Atau
jadi apa saja yang setidaknya membuat saya terlihat beneran konsentrasi dengan
pekerjaan saya sebagai pegawai.
Tapi ternyata batik sepertinya sudah berjodoh dengan saya. Nyatanya batik lagi batik lagi yang saya pegang selain tetap menjalani pekerjaan sebagai pegawai. Akhirnya batik tetap menjadi bagian dari hari-hari saya. Tiada hari tanpa mengurus batik.
Dulu saat memulai usaha batik,
saya konsentrasi hanya memproduksi batik Sumedang. Kini yang saya pegang bukan
hanya batik Sumedang, tapi juga batik-batik dan kain-kain lainnya. Batik
Madura, batik Solo, Jogjaan, Garutan, Tasik, encim Pekalongan dan lain-lainnya.
Batik memang sudah tak bisa
dilepaskan dari saya dan saya nyatanya tetap sangat menikmati kegiatan saya
berjualan batik……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar