Pangeran Desmon sangat
senang berburu rusa. Seringkali dia mengajak teman-teman dan para pengawalnya
untuk berburu bersama dan kemudian menikmati hasil buruannya. Suatu hari pangeran berburu sendirian saja, namun hingga siang
hari tidak ada satupun hasil
tangkapannya yang berhasil didapatkannya bahkan akhirnya sang pangeran tersesat semakin jauh kedalam hutan dan akhirnya tiba di tepi sebuah sungai. Dia merasa sangat lelah dan ingin melepaskan
dahaganya. Pada saat dia tengah berjongkok akan mengambil air, tiba-tiba diseberang sungai dia melihat seorang
gadis cantik sedang berenang disungai yang berair jernih itu. Ketika melihat
pangeran Desmon, gadis itu beranjak
dari dalam sungai dan akan pergi. Pangeran Desmon memanggilnya.
“Hai, tunggu!” panggil Desmon. “Apakah engkau seorang dewi
ataukah manusia biasa?”
Gadis cantik itu
menghentikan langkahnya. “Hamba manusia biasa, tuanku.” Jawab gadis itu.
Pangeran Desmon melihat
ada batu-batu besar yang bisa dijadikan pijakan untuk menyeberang ke seberang
sungai. Dia menyeberang sungai dan menemui gadis itu.
“Alangkah cantiknya
dirimu. Baru sekarang aku melihat gadis secantik engkau.” Kata pangeran Desmon.
“Siapakah namamu? Dan kenapa engkau berada didalam hutan ini?”
“Nama hamba Rismala. Hamba
melarikan diri dari istana ayahanda karena ayah, ibu hamba, dan seluruh penghuni istana telah terbunuh oleh musuh.” Lalu Rismala menceritakan
pertempuran berdarah diistana ayahnya serta
pelariannya dan penderitaan-penderitaannya. Airmata gadis cantik itu
berderai tak sanggup menahan kesedihan dan kepiluannya.
Pangeran Desmon merasa iba mendengar cerita puteri itu. “Puteri, apakah selama ini engkau hidup
sendirian saja dihutan ini?”
Rismala mengangguk.
Pangeran Desmon merasa semakin iba. Dia sudah jatuh cinta pada puteri itu.
“Puteri, maukah engkau menjadi istriku?”
Rismala menerima pinangan itu dan akhirnya mengikuti pangeran
Desmon ke istananya. Raja dan
permaisuri sangat terkejut melihat puteranya
pulang membawa pulang seorang puteri namun
setelah mendengar penuturan Desmon mereka akhirnya menyukai Rismala yang kelihatan baik budi dan
cantik parasnya. Pesta pernikahan pangeran Desmon dan puteri Rismala
dilangsungkan dengan meriah. Setahun kemudian seorang pangeran lahir. Pangeran
Desmon menamai puteranya pangeran Bastian. Selama beberapa tahun mereka hidup
bahagia. Namun rupanya kebahagiaan itu
tidak berlangsung lama. Salah seorang pelayan istana, Kisman, mengetahui bahwa Rismala adalah puteri musuh
yang telah dikalahkan oleh raja mereka. Dia menceritan hal itu pada Raja dan
permaisuri. Dia mencurigai Rismala sebagai mata-mata diistana.
Hasutan itu masuk kedalam hati Raja dan permaisuri sehingga mereka mendesak
Desmon untuk mengusir Rismala dari istana.
Pangeran Desmon sangat
mencintai Rismala namun dia tidak berani menentang kedua orangtuanya. Akhirnya
dia mengusir Rismala dari istana. Rismala sangat sedih hatinya. Dia ingin
membawa serta anaknya namun pangeran Desmon melarang pangeran Bastian dibawa
oleh Rismala. Akhirnya Rismala berjalan terlunta-lunta. Dia masuk kedalam hutan
dan tiba disungai dimana dulu dia bertemu dengan pangeran Desmon. Dia melihat
air sungai yang masih tetap sejernih kristal. Rismala masuk kedalam sungai dan
merendam tubuhnya. Dia berenang sambil menangis karena teringat pada suami dan
anaknya.
Pada saat itu salah
seorang suruhan raja mengikuti Rismala. Ketika melihat Rismala selesai
berenang, suruhan itu menunggu beberapa saat lalu dia menusuk Rismala.
Rismala tewas seketika. Mayatnya lalu dikubur ditepi sungai. Suruhan itu
lalu menandai kuburan itu dengan menancapkan sebatang pohon mawar lalu dia bergegas
kembali ke istana untuk menyampaikan kepada raja bahwa dia sudah melaksanakan
tugasnya.
Pada saat itu Desmon yang mencemaskan istrinya, membawa
Bastian sambil menunggang kuda akan mencari istrinya. Akhirnya dia tiba ditepi
sungai itu dan melihat sebuah timbunan tanah yang masih baru ditepi sungai
dimana dulu dia bertemu dengan istrinya. Desmon merasa bahwa istrinya telah ada
yang membunuh dan itu adalah kuburan istrinya. Desmon menangis sambil
memanggil-manggil nama istrinya. Pada saat itu Desmon mencium bau yang harum sekali keluar
dari dalam kuburan itu. Samar-samar dia
mendengar suara istrinya terbawa hembusan angin.
“Desmon suamiku, janganlah
bersedih. Kita nanti akan bersama kembali. Petiklah bunga mawar putih yang tumbuh diatas makamku ini dan bawalah pulang
ke istana. Mawar itu tak akan pernah layu. Malam hari aku akan menjelma dan
kita bisa berkumpul kembali bersama-sama.”
Bukan main gembiranya
Desmon mendengar suara istrinya itu. Dia lalu memetik bunga mawar putih yang
tumbuh diatas kuburan istrinya dan segera pulang kembali ke istana. Malam hari
ketika Desmon tengah berdua bersama Bastian, dia memperhatikan mawar putih yang
diletakkan diatas tempat tidur, dan benar saja perlahan mawar itu berubah
menjadi Rismala. Oh, bukan main gembira dan bahagianya Desmon bertemu kembali
dengan istrinya.
Rismala memeluk dan
memangku Bastian. “Desmon, hanya dimalam hari aku bisa menemui kalian berdua.
Bila siang hari aku akan berubah menjadi mawar kembali.” Kata Rismala.
“Desmon, aku memang puteri
musuh ayahmu. Namun aku mencintaimu. Walaupun orangtua kita bermusuhan namun
kita saling mencintai.” Kata Rismala.
“Ya, Rismala, aku sangat
mencintaimu dan aku tidak peduli kau adalah puteri musuh ayahku.” Ucap Desmon.
Selama beberapa bulan
Desmon menikmati kebahagiaan bersama Rismala dan Bastian didalam kamarnya
hingga kemudian Kisman, pelayan itu mencium hal yang aneh didalam kamar Desmon.
Setiap malam dia mendengar suara Desmon yang tengah bercanda dengan seorang
wanita. Bahkan suara celotehan Bastian terdengar sangat gembira seperti ketika
ibunya masih hidup. Akhirnya Kisman mengintip dari celah jendela. Bukan main
terkejutnya ketika dia melihat Rismala berada didalam kamar Desmon. Bastian
tampak tengah duduk dipangkuan Rismala. Kisman segera menceritakan hal itu pada
Raja dan permaisuri. Raja segera memerintahkan untuk menangkap Rismala. Namun
semuanya bingung karena mereka tidak menemukan siapapun didalam kamar Desmon
selain Bastian yang tengah tertidur lelap diatas tempat tidur. Namun mata Raja
yang jeli melihat ada setangkai mawar putih yang indah berkilau diatas bantal
yang ditiduri Bastian. Raja akan mengambil mawar itu namun dengan sigap Desmon
mendahului ayahnya mengambil mawar itu.
“Jangan ayah, ini mawar
mainan anakku.” Kata Desmon.
“Berikan mawar itu
kepadaku!” seru Raja.
Akhirnya terjadilah
perebutan mawar itu antara Raja dan Desmon. Namun Desmon lebih kuat tenaganya. Mendadak terdengar suara lembut.
“Desmon, berikanlah mawar
itu kepada ayahmu. Hatiku suci dan putih bersih seperti mawar putih ini.
Biarlah ayahmu tahu bahwa aku tidak memiliki niat jahat sedikitpun kepada
semuanya.”
Desmon akhirnya
menyerahkan mawar putih itu kepada ayahnya. Ketika mawar itu dipegang oleh
Raja, mendadak mawar putih itu berubah menjadi Rismala.
“Raja, saya haturkan salam
dan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada tuanku. Benar, hamba ini adalah
puteri musuh tuanku. Namun hamba tidak memiliki dendam sedikitpun kepada
tuanku. Apalagi hamba telah menikah dengan putera tuanku. Terimalah
pernghormatan hamba ini.”
Oh, bukan main malunya
Raja mendengar ucapan Rismala. Dia memeluk Rismala namun dalam sekejap Rismala telah
berubah menjadi mawar kembali.
“Desmon, aku tidak mungkin
menjadi manusia kembali. Suatu saat kelak engkau akan menemukan pengganti
diriku.” Kata Rismala.
Rismala hampir setiap
malam berubah bentuk menjadi manusia menemui Desmon dan Bastian. Bastian tumbuh
menjadi seorang pangeran kecil yang tampan dan menawan dibawah asuhan ibunya.
Bertahun-tahun lamanya Rismala mengasuh puteranya setiap malam hingga akhirnya
disuatu hari Desmon bertemu seorang wanita yang segalanya sangat mirip dengan
Rismala. Wanita itu bernama Larasati. Akhirnya Desmon menikah dengan Larasati
dan sejak saat itu Rismala tidak pernah menemui Desmon dan Bastian lagi. Sejak saat itu mawar putih itu pun hilang
lenyap entah kemana namun Desmon dan
Bastian kerap suka mencium harum mawar putih itu.
--- O ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar