Minggu, 03 Mei 2015

Pertanian Kecil Di Lereng Bukit



Pertanian Kecil Di Lereng Bukit

Pondok kecil itu terlihat sangat cantik sekali, terletak dilereng bukit. Walaupun pondok itu sangat sederhana, terbuat dari kayu, namun karena terpelihara dengan baik, pondok itu terlihat bersih dan asri. Pohon-pohon yang rimbun tumbuh dikiri kanan pondok. Dihalaman depan bunga-bunga berwarna-warni terlihat indah bermekaran. Pondok kecil itu ditinggali Adela, beserta adiknya, Shela dan ibunya. Ayahnya sudah lama meninggal dunia.
Adela dan Shela kedua bersaudara itu, sama cantiknya dan sama baik budinya. Mereka sangat rajin sekali bekerja. Setiap hari mereka mengurus beberapa ekor sapi peninggalan ayah mereka. Setiap pagi mereka memerah susu sapi, memasukkannya kedalam gentong lalu dengan gerobak diangkutnya kerumah Paman Bardi. Paman Bardi menampung susu-susu sapi dari beberapa petani  yang memelihara sapi perah lalu menjualnya di toko kecilnya. Susu-susu sapi itu dimasukan kedalam botol-botol dan dijualnya per botol.  Toko kecilnya selalu ramai dengan penduduk yang akan membeli susu sapi. 
Selain mengurus sapi, Adela dan Shela juga menanam strawberi dan sayur mayur seperti kentang, lobak, kubis dan wortel. Kehidupan sebagai petani sangat menyenangkan bagi mereka.
Adela dan Shela jarang sekali pergi ke kota karena hampir setiap hari mereka sibuk bekerja di ladang dan mengurus sapi. Meskipun begitu Adela dan Shela tak pernah mengeluh. Mereka tetap bergembira dan selalu bersemangat bekerja.
Suatu hari cuaca sangat buruk sekali.  Hujan turun dengan derasnya tidak henti-hentinya. Langit gelap dan mendung. Angin bertiup  kencang. Halilintar berkali-kali menggelegar memekakkan telinga.  Adela dan Shela hanya bisa diam didalam rumah. Dalam keadaan cuaca yang sangat buruk, mereka tidak bisa pergi ke padang rumput mencari rumput untuk sapi-sapi mereka.  Untunglah mereka masih menyimpan persediaan rumput yang cukup banyak untuk makanan sapi-sapi mereka.
Adela pergi ke dapur. Dia menyalakan tungku. Dia menuangkan dua botol susu kedalam panci. Adela selalu menyisakan beberapa botol susu untuk persediaan mereka. Dalam cuaca sedingin ini pastinya sangat nikmat menikmati secangkir susu panas. Tak lama dituangkannya susu itu kedalam tiga buah cangkir dan dibawanya keruangan tengah dimana ibunya tengah duduk sambil merajut.  Sementara Shela mengambil beberapa butir kentang dan merebusnya. Setelah kentang   itu matang, dia mengoles kentang-kentang itu dengan keju. Keju meleleh diatas kentang yang masih hangat itu.
"Ayo kita makan. Hujan sepertinya tidak akan segera berhenti dan aku belum ngantuk untuk tidur sore-sore begini." kata Adela.
Mereka duduk bertiga pada meja makan kecil yang sederhana.
"Ah, susu hangat ini membuat tubuhku terasa hangat." kata ibu. "Dan kentang ini rasanya lembut sekali."
"Aku akan membuat kue kentang nanti." kata Adela. "Hem, kentang ini rasanya enak sekali. Dan keju buatanmu ini sangat lezat sekali, Shela."
Shela tersenyum. "Yah, aku berpikir apa sebaiknya kita membuat keju untuk dijual, kak."
"Jualan keju?" tanya Adela.
"Ya, selama ini kita sering membuat keju hanya untuk kita nikmati sendiri." kata Shela. "Padahal keju yang kita buat ini bisa kita jual."
"Kau benar, kenapa tidak terpikir olehku untuk membuat keju untuk dijual?" ucap Adela. "Susu yang kita peroleh selalu banyak. Itu adalah bahan dasar untuk membuat keju. Kenapa kita tidak mencoba membuat keju lalu menjualnya?"
"Cobalah." kata ibu yang mendengarkan percakapan kedua anak gadisnya. "Keju saat ini banyak dibutuhkan, untuk dijadikan santapan sehari-hari, juga untuk membuat beragam kue sebagai campuran yang lezat."
"Baiklah, mulai besok susu yang kita perah jangan lagi dijual,  kita olah saja menjadi keju." kata Adela.
Esok harinya Adela dan Shela memerah susu sapi seperti biasanya. Namun kali ini mereka tidak menjual susu sapi itu ke rumah Paman Bardi. Mereka akan mengolahnya menjadi keju. Adela dan Shela mengeluarkan beragam peralatan yang mereka butuhkan. Panci besar untuk mengaduk susu, pengaduk dan segala macam peralatan lain yang mereka butuhkan. Seharian kedua gadis itu sangat sibuk sekali membuat keju. Ketika keju itu telah jadi, mereka mencobanya. Rasanya masih belum begitu enak.
"Kita nanti mencoba membuat lagi sampai mendapatkan rasa keju yang pas." kata Adela.
Begitulah, hampir setiap hari mereka mencoba membuat keju. Setiap kali rasanya masih kurang pas, mereka mencoba mencari tahu apa yang masih kurang. Hingga akhirnya Adela dan Shela mengangguk puas, keju buatan mereka rasanya sangat enak sekali dan siap untuk dijual. Ibu yang mencoba mencicipi keju buatan kedua anak gadisnya itu, ikut mengangguk merasa puas dengan keju buatan Adela dan Shela yang rasanya sangat enak sekali. 
Adela lalu pergi kerumah Paman Bardi.
"Hai Adela, sudah hampir seminggu lebih  kau tak mengirim susu sapi kemari, kenapa?" sambut Paman Bardi ketika melihat Adela datang dengan mengendarai gerobak sapinya.
"Paman, aku memang tak lagi mengirim susu sapi. Tapi aku sudah mengolahnya menjadi keju. Ini keju buatan aku dan Shela. Silahkan dicoba dulu bagaimana rasanya." Adela mengeluarkan potongan-potongan keju pada Paman Bardi.
Paman Bardi mencicipi keju pemberian Adela. Dia mencecapnya. "Ah, rasanya sangat lezat sekali, Adela. Kau pintar sekali membuat keju." Paman Bardi menghabiskan potongan itu dan mencoba sepotong lagi.
"Nah, bila rasanya memang enak, aku berniat akan berjualan keju dititipkan pada toko Paman Bardi ini. Selama ini toko Paman Bardi hanya berjualan susu sapi saja, sekarang ditambah dengan berjualan keju."
"Benar sekali, aku setuju. Nah, mulai kapan kau akan menyimpan kejumu ini disini?" tanya Paman Bardi.
"Besok saya akan kemari lagi. Untuk sementara keju yang saya buat belum terlalu banyak. Apabila banyak yang membeli dan menyukainya, saya akan membuat keju lebih banyak lagi." kata Adela.
Paman Bardi dan Adela lalu membicarakan harga keju. Adela menentukan harga jualnya. Setelah Paman Bardi setuju, Adela segera pulang kerumah dan memberitahu Shela bahwa keju buatan mereka akan dijual di toko Paman Bardi.
Esok harinya Adela membawa keju ke toko Paman Bardi. Beberapa orang yang tengah membeli susu melihat Adela dan Shela membawa keranjang berisi keju.
"Apa itu?" tanya seorang pembeli.
"Keju." sahut Shela.
"Ah, coba kulihat." Pembeli itu melihat keju itu dibungkus sederhana namun kelihatannya keju itu sangat enak sekali. "Aku akan membelinya. Berapa harganya?"
"Harganya tanya saja sama Paman Bardi." kata Adela sambil menaruh beberapa keranjang keju diatas meja jualan. Shela mengangkut beberapa keranjang lagi lalu menaruhnya juga diatas meja jualan di toko Paman Bardi.
Tak lama Paman Bardi sudah sibuk melayani pembeli yang akan membeli susu dan keju. Toko kecil itu dipenuhi pembeli yang keluar masuk toko. Adela dan Shela segera pulang, sore nanti mereka akan kembali ke toko Paman Bardi.
Sore itu Adela dan Shela kembali ke toko Paman Bardi. Mereka melihat keranjang-keranjang berisi keju sudah kosong. Oh, bukan main senangnya perasaan mereka melihat keju jualan mereka terjual habis.
"Adela, Shela, keju buatan kalian rasanya sangat enak sekali." sambut Paman Bardi gembira. "Tadi bahkan ada pembeli yang datang kemari sampai dua kali karena ingin membeli kembali keju, sayangnya kejunya sudah keburu habis. Dia ingin membuat kue keju. Tadi dia sudah memesan keju dan besok akan kemari lagi."
"Kami akan mencoba membuat keju lebih banyak lagi." kata Adela.
Hari itu Adela dan Shela menerima uang hasil penjualan keju pertama mereka. Bukan main gembiranya perasaan mereka mendapat uang yang cukup banyak. Pulang dari toko Paman Bardi mereka mampir dulu ke pasar dan membeli roti dan buah-buahan buat ibu mereka.
Begitulah hampir setiap hari Adela dan Shela sibuk dengan pekerjaannya. Namun mereka  tetap bergembira dan bersemangat ditengah kesibukan mereka. Karena begitu banyaknya pekerjaan yang harus mereka kerjakan akhirnya mereka mengambil dua orang pembantu untuk membantu pekerjaan mereka, seorang pembantu laki-laki dan seorang pembantu perempuan yaitu Sastro dan Nani. Sastro kebagian tugas mencari rumput, mengurus sapi dan membersihkan kandang sapi. Sementara Nani bertugas membantu Adela dan Shela membuat keju dan mengantar keju ke toko Paman Bardi. Toko kecil Paman Bardi pun hampir setiap hari ramai dikunjungi pembeli yang akan membeli susu sapi segar dan keju.